Meski telah mengantongi legitimasi hukum dan demokrasi sebagai pejabat publik, tetapi legitimasi moral hendaknya terus diperjuangkan.
Politisi disebut etis, jika berkomitmen memperlakukan semua warga negara dengan adil dan setara.Tidak boleh memihak golongan tertentu, menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya, kerabatnya. Apakah itu kerabat karena pertemanan, hubungan keluarga atau karena relasi dan donatur politik.
Hendaknya keadilan menjadi prinsip yang mendasari pengambilan keputusan dan tindakan sebagai elite politik dan pejabat publik
Sikap empati dan peduli kepada kebutuhan dan kepentingan rakyat hendaknya menjadi landasan dalam mengambil kebijakan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan, bukan hanya kepada rakyat yang dulu mendukungnya.
Kalau itu yang terjadi, bukan keadilan namanya, bukan pula kesetaraan, tetapi penumpukan kekuasaan dan kesejahteraan pada sekelompok orang. Dampaknya kesenjangan kian melebar karena tiadanya kesetaraan dalam perlindungan hak asasi, hak sipil, politik, ekonomi dan sosial, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” d media ini.
Perilaku yang demikian, tentunya tidak selaras dengan moralitas politik yang mengutamakan prinsip – prinsip moral dalam dunia politik.
Baca Juga: Kopi Pagi: Warisan Politik
Sementara kita tahu, moralitas politik menjadi aspek penting dalam menjaga tatanan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Moralitas politik untuk memastikan bahwa kekuasaan digunakan secara bertanggung jawab dan untuk kepentingan seluruh masyarakat, bukan keuntungan pribadi dan kelompok tertentu.
Kekuasaan digunakan untuk kesejahteraan rakyat, bukan diselewengkan untuk kesejahteraan pribadi, keluarganya serta koleganya.
Bicara moralitas politik, bagi para elite politik dan pejabat publik negeri kita, tak lepas dari penerapan nilai – nilai luhur Pancasila dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan.
Nilai – nilai moral dimaksud, di antaranya kesopanan, kesantunan, keramahtamahan, saling menghargai dan menghormati, menghargai pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak, menghargai persamaan derajat, tenggang rasa, tidak semena – mena dan masih banyak lagi.