Cerita Pejuang Rupiah asal Bekasi, Kurang Piknik karena Gaji Habis untuk Transportasi

Senin 04 Agu 2025, 18:35 WIB
Suasana di Stasiun Bekasi pada Senin, 4 Agustus 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

Suasana di Stasiun Bekasi pada Senin, 4 Agustus 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Tingginya biaya transportasi harian membuat banyak anak muda di Kota Bekasi harus mengorbankan kebutuhan pribadi seperti rekreasi atau hiburan dan reward diri.

Demi bisa terus bekerja di Jakarta, sebagian besar penghasilan mereka habis untuk ongkos jalan, bahkan sebelum akhir bulan tiba.

Fitriyanih, 23 tahun, warga Kota Bekasi yang bekerja sebagai karyawan swasta di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, mengaku harus menyisihkan setidaknya Rp1 juta per bulan hanya untuk biaya transportasi.

Biaya transportasi yang harus dikeluarkan Fitriyanih tak hanya untuk bayar KRL dan TransJakarta, juga biaya hal lain yang terkait, seperti biaya BBM dan parkir.

Sebab, dia pergi dari rumah menggunakan sepeda motor dan memarkirkannya di Stasiun Bekasi.

"Biasanya saya top up kartu KRL dan TransJakarta, bayar parkir motor di stasiun, plus beli bensin,” kata Fitri kepada Poskota, Senin 4 Agustus 2025.

Baca Juga: Biaya Transportasi Bekasi Tertinggi se-Indonesia, Wali Kota Janji Tambah Angkutan Umum

"Kadang waktu awal kerja juga masih pakai ojek online karena bingung rute. Itu semua bisa menghabiskan sekitar 500 ribu sampai 1 juta dalam sebulan," ujarnya.

Fitri mengaku dirinya berangkat kerja dari rumah menggunakan motor ke Stasiun Bekasi, lalu naik kereta sampai ke Stasiun Kebayoran, dan lanjut naik TransJakarta dari arah Halte Velbak hingga ke kantornya di Swadarma ParagonCorp.

Suasana di Stasiun Bekasi pada Senin, 4 Agustus 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

Setiap harinya, ia menempuh perjalanan hingga empat jam pulang pergi Bekasi-Jakarta. Dengan gaji UMR Jakarta, Fitri mengaku harus menekan pengeluaran lain demi bisa tetap bertahan.

Hiburan dan kebutuhan pribadi lain yang sifatnya sekunder, pun terpaksa disingkirkan. Ia pun tak jadi masalah meski jadi 'kurang piknik'.

"Memang semua pekerjaan itu pasti capek. Tapi kadang sedih karena enggak sepenuhnya bisa menikmati hasil. Saya harus nahan keinginan jalan-jalan, beli skincare, atau makan enak. Kalau dipaksain, bisa nombok,” tuturnya.

Fitri tidak terkejut ketika mengetahui bahwa Kota Bekasi kini tercatat sebagai wilayah dengan biaya transportasi tertinggi di Indonesia, menurut data BPS. Ia justru merasa fakta tersebut sudah lama dirasakan oleh para pekerja muda di Bekasi.

“Sudah jadi rahasia umum, ya. Karena memang masih banyak daerah di Bekasi yang belum terjangkau transportasi umum. Enggak semua bisa dijangkau KRL atau bus,” keluhnya.

Sementara itu, Bagas Wahyudi, 24 tahun, pemuda asal Bekasi Utara yang bekerja di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, juga harus merogoh kocek hingga Rp1 juta per bulan untuk bensin.

Setiap hari, ia menempuh perjalanan lebih dari satu jam menggunakan motor pribadi karena tidak tersedia angkutan umum yang langsung ke tempat kerjanya.

“Setiap hari saya berangkat kerja naik motor. Dan minimal banget isi bensin dua liter buat pulang pergi. Saya juga harus berangkat lebih pagi biar enggak kena macet parah. Gaji saya cuma Rp5 juta, tapi buat transportasi bisa habis 20 persen,” ungkap Bagas.

Baca Juga: Dishub Ungkap Penyebab Biaya Transportasi Mahal di Kota Bekasi

Menurutnya, kelelahan dan beban ongkos bukan lagi hal baru. Namun, pilihan untuk tetap bekerja dan tinggal di Bekasi terpaksa dijalani karena keterbatasan biaya sewa tempat tinggal di Jakarta.

“Pindah ke Jakarta enggak kuat bayar kontrakan. Mau enggak mau ya harus sabar bolak-balik, meski capek dan dompet menipis,” tambahnya.

Bagas berharap Pemkot Bekasi dan pemerintah pusat bisa menghadirkan lebih banyak akses transportasi umum murah yang menjangkau kawasan pemukiman hingga kawasan industri.

“Kalau transportasi umum ditambah dan rutenya diperluas, pasti warga Bekasi banyak yang terbantu. Enggak semua orang kuat bertahan kayak sekarang,” ujarnya. (CR-3)


Berita Terkait


News Update