Sebagai ibu rumah tangga, ia mengakui inflasi pangan di Kota Bekasi sangat berpengaruh terhadap keuangan keluarga.
“Sekarang harga sembako naik terus. Saya harus mikir buat sekolah anak, buat dapur juga. Jadi pasar murah ini sangat membantu. Harapannya, pemerintah lebih paham keadaan ibu-ibu, dan kegiatan seperti ini sering digelar lagi,” katanya.
Sementara itu, pedagang beras yang ikut berpartisipasi, Ridwan, 40 tahun, menyambut baik kegiatan pasar murah tersebut. Menurutnya, harga jual yang ditetapkan di pasar murah jauh lebih murah dibanding harga pasaran.
Baca Juga: Warga Margamulya Bekasi Heboh Temukan Ular 4 Meter di Paralon
“Alhamdulillah senang bisa ikut. Kalau di pasar, beras lima kilo bisa sampai Rp65 ribu. Di sini kita jual Rp57 ribu. Jadi selisihnya lumayan, 5 sampai 10 ribu,” ucap dia.
Ia membawa 200 kantong beras ukuran 5 kg dan 100 liter minyak goreng. Hingga siang hari, separuh stok beras sudah laku terjual.
“Kami batasi pembelian. Setiap warga maksimal dua kantong biar merata. Supaya semua warga bisa kebagian,” ujar dia.
Ridwan menilai kegiatan pasar murah ini sangat efektif meringankan beban masyarakat di tengah tingginya harga kebutuhan pokok.
Baca Juga: Polsubsektor Polwan Pertama di Indonesia Ternyata Ada di Bekasi, Pernah Catat Rekor MURI
“Banyak warga yang mengeluh harga pasar naik. Di sini mereka bisa beli lebih murah. Harapan saya, kegiatan ini jangan berhenti. Pemerintah harus pikirkan bagaimana warga bisa terus dapat akses bahan pokok yang murah,” katanya. (CR-3)