Berbeda dari formula umum 50/30/20 dalam pengelolaan keuangan, Timothy memperkenalkan pendekatan spending cap, yakni membatasi pengeluaran, bukan menargetkan jumlah tabungan sebagai persentase tetap.
“Apapun yang lu bikin, lu tabung 80 persen,” kata Timothy. Ia menyebut angka tersebut sebagai sweet spot dalam membangun kekayaan dengan cepat.
Sebagai contoh, ia menyatakan bahwa seseorang dengan penghasilan Rp10 juta seharusnya menabung Rp8 juta, bukan mengikuti saran konvensional menabung hanya 10 persen-20 persen.
Baca Juga: Terjebak Kemiskinan? Ini Pola Pikir Jadi Kaya Raya Menurut Timothy Ronald
Timothy menolak pendekatan diversifikasi aset bagi individu yang masih berada pada tahap awal membangun kekayaan. Ia menyarankan pendekatan single concentrated asset class position, yakni fokus pada satu jenis aset dengan potensi pertumbuhan tinggi.
“Duit lu Rp10 juta, apa yang mau diversifikasi? Itu hilang juga, masuk got juga,” katanya. Ia menganjurkan alokasi penuh ke aset berisiko tinggi seperti saham dan kripto, khususnya bagi yang masih muda.
Ia juga menyarankan untuk tidak langsung membeli properti atau kos-kosan sebagai instrumen investasi awal.
“Enggak ada satu orang kaya pun yang gua lihat, ‘Oh gua mau investasi 1000 kos-kosan.’ Enggak ada. Mereka bangun gedung, mereka bangun PIK dua, dikeruk laut jadi tanah,” ungkapnya.
BACA JUGA:
Timothy menegaskan bahwa kekayaan dibangun lewat peningkatan keterampilan dan kerja keras, bukan sekadar menunggu peluang atau promosi jabatan.
“Skill, literal cuma skill. Makin tinggi skill lu, makin besar dapat uang,”