CILEDUG, POSKOTA.CO.ID – Inisiatif membangun Kampung Tematik di Jalan Janur Kuning, Kelurahan Sudimara Jaya, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, sejak 2019 membuahkan hasil melalui Bank Sampah Darling.
Berawal dari sosialisasi Pemkot Tangerang dan inspirasi tokoh Kampung Triji Malang, Bambang Irianto, Bank Sampah Darling kini memiliki 260 nasabah aktif dan mampu menghasilkan Rp2 juta hingga Rp2,5 juta setiap minggu dari pengelolaan sampah rumah tangga.
Di awal pembentukan, nasabah hanya berasal dari satu RT dengan kurang dari 50 peserta. Kini cakupannya meluas ke berbagai kelurahan lain hingga DKI Jakarta, bahkan perusahaan seperti PLN, Greenlake, dan PT Pegadaian ikut berpartisipasi.
Baca Juga: BMKG Ingatkan Potensi Rob di Pesisir Jakarta Selama Fase Perigee
“Kampung Tematik di lingkungan ini resmi kami bentuk pada 16 Juni 2019, dan Bank Sampah Darling didirikan setahun kemudian, tepat pada tanggal cantik 20 Februari 2020,” ujar Ketua RT 04/RW 11, Edi, kepada Poskota, Jumat, 18 Juli 2025.
Edi menjelaskan bahwa model pengelolaan Bank Sampah mengadopsi sistem seperti bank konvensional, hanya yang ditabung adalah sampah.
“Sistem ini berjalan tanpa biaya administrasi, sehingga saldo nasabah dipastikan tidak pernah terpotong,” lanjutnya.
Sekumpulan sampah dari nasabah dijual ke pengelola. Dari hasil penjualan, 70% diserahkan kepada nasabah, dan 30% digunakan untuk operasional, edukasi, kesejahteraan pengurus, serta pembangunan lingkungan.
Baca Juga: Langkah Awal Normalisasi Kali Angke, Pemkot Tangerang Gelar Survei Gabungan
Pada 2023, Bank Sampah Darling masuk lima besar nasional versi KLHK. Di tingkat kota, mereka menjadi yang terbaik pada 2021 dan 2022. Mereka juga aktif di jaringan Bank Sampah Komunitas Astra (BASKOM), dan dua kali meraih predikat terbaik.
Beragam inovasi digagas untuk meningkatkan partisipasi warga, seperti program “Rumahku Merdeka Sampah” saat HUT RI 2021 yang memberi kupon belanja Rp10.000 per 10 kg sampah terpilah.
Pada Desember 2024, program “Berbagi Kasih untuk Ibu” membagikan hampir 200 paket sembako kepada ibu-ibu aktif.
“Sampah yang dulunya menjadi masalah kini menjadi sumber kesejahteraan masyarakat, bahkan mampu memfasilitasi berbagai kegiatan sosial,” jelasnya.
Kini penimbangan sampah dilakukan setiap Minggu pukul 08.00–12.00 WIB, yang sebelumnya hanya sebulan sekali. Dalam sehari, hasil pengumpulan bisa melebihi satu mobil pick-up.
Baca Juga: Pemkot Tangerang Alokasikan Rp16 Miliar untuk Bantuan Pendidikan bagi 15.446 Siswa Kurang Mampu
Sampah yang telah dipilah akan diklasifikasi lebih dari 30 jenis oleh pengurus, lalu dijual ke pelapak.
“Akurasi penimbangan dan transparansi keuangan tentunya penting ya dan menjafi kunci kepercayaan masyarakat terhadap sistem yang dihadirkan,” katanya.
Dengan pengelolaan yang konsisten dan transparan, Bank Sampah Darling membuktikan bahwa dari wilayah "nyempil" sekalipun, perubahan besar bisa lahir berkat semangat kolaboratif dan keberpihakan pada lingkungan. (cr-1)