TAMBELANG, POSKOTA.CO.ID – Di usia 65 tahun, Suamirah masih aktif mengabdi di dunia pendidikan.
Rambut yang mulai memutih tak menyurutkan semangatnya untuk terus menyalakan pelita ilmu, terutama bagi anak-anak di wilayah terpencil Kabupaten Bekasi.
“Saya datang ke Bekasi sekitar tahun 1978. Tujuan saya cuma satu, ingin memajukan pendidikan,” kenangnya saat ditemui di SDIT Ash-Sholihah, Tambelang, tempat ia kini menjadi pengawas internal, Senin, 14 Juli 2025.
Empat dekade silam, infrastruktur masih terbatas, dan pendidikan belum menjadi prioritas. Suamirah tak gentar.
Ia bahkan pernah merangkap guru semua kelas karena minimnya tenaga pengajar.
“Saat saya menjadi kepala sekolah di SD Balong Asem tahun 1992, jumlah muridnya sudah seratusan, tapi gurunya cuma dua. Saya yang awalnya menjadi Kepala Sekolah, harus ikut merangkap menjadi guru kelas,” tuturnya sambil tersenyum.
Baca Juga: MPLS Dikemas Menyenangkan, Sekolah di Bekasi Ini Ajak Siswa Beradaptasi Lewat Senam
Tak hanya mengajar, ia juga memperkenalkan budaya lokal seperti gamelan topeng agar siswa mengenal nilai-nilai tradisi. Beberapa kali ditempatkan di sekolah sepi murid dan minim fasilitas, ia memilih bertahan.
“Saya pernah dipindahkan ke sekolah yang tidak kondusif, gurunya tidak kompak, siswanya sedikit. Tapi saya jalani dengan ikhlas. Alhamdulillah, lama-lama bisa bangkit,” katanya.
Suamirah pernah mengabdi di berbagai kecamatan seperti Tambelang, Sukawangi, hingga Tambun Utara. Meski pensiun pada 2020, ia masih dipercaya yayasan swasta menjadi pengawas internal.
Baca Juga: Buruh di Bekasi Luka Ditebas Celurit saat Lawan Dua Begal