POSKOTA.CO.ID - Kabar duka yang datang dari lingkungan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) pada Selasa, 8 Juli 2025, sontak mengejutkan publik nasional.
Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat fungsional muda lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di kamar indekos kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Temuan tersebut memantik beragam reaksi, terutama karena situasi di tempat kejadian perkara memunculkan banyak tanda tanya.
Sebagai salah satu diplomat muda yang dikenal memiliki rekam jejak akademik cemerlang dan dedikasi profesional yang tinggi, kabar kepergian Arya bukan sekadar tragedi keluarga, tetapi juga menjadi sorotan serius masyarakat dan komunitas diplomatik Indonesia.
Baca Juga: DPRD Jakarta Desak Dinkes DKI Perketat Pengawasan Layanan di Seluruh RSUD
Kondisi Penemuan Jasad dan Faktor Janggal
Menurut informasi awal yang dikonfirmasi oleh aparat kepolisian, jasad Arya Daru Pangayunan ditemukan dengan kondisi bagian wajah terlilit lakban. Hal inilah yang menjadi alasan utama publik menaruh perhatian besar, sebab aspek tersebut secara kasatmata dianggap tidak wajar bila dikaitkan dengan penyebab kematian yang murni akibat gangguan kesehatan.
Kompol Sigit Karyono, selaku Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Pusat, menegaskan bahwa penyelidikan komprehensif tengah dilakukan. Aparat memastikan tidak akan menarik kesimpulan prematur mengenai penyebab kematian Arya Daru sebelum hasil autopsi forensik dan rekam medis lengkap tersedia.
Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita
Dari hasil penelusuran keterangan keluarga dan kerabat terdekat, diketahui bahwa Arya Daru Pangayunan memang memiliki riwayat beberapa penyakit, antara lain:
- Penyakit Kolesterol Tinggi
Arya sempat beberapa kali berkonsultasi medis untuk menangani kadar kolesterol yang melebihi batas normal. Kondisi ini ditengarai muncul akibat pola makan tidak teratur, aktivitas fisik yang minim akibat beban kerja tinggi, serta faktor stres. - GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
Selain kolesterol, Arya juga mengalami gangguan pencernaan GERD, yaitu kondisi asam lambung yang kerap naik hingga menyebabkan sensasi terbakar di dada (heartburn). GERD umumnya dipicu kelelahan dan tekanan psikologis berkepanjangan.
Beberapa pihak menduga, riwayat penyakit tersebut memang dapat menjadi salah satu pemicu fatalitas jika kambuh parah tanpa penanganan segera. Namun, aparat penegak hukum maupun tim medis menegaskan bahwa keberadaan lakban di wajah korban bukanlah kondisi yang dapat diabaikan.
Penyelidikan dan Prosedur Autopsi
Sesuai prosedur, jasad Arya Daru segera dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) guna dilakukan autopsi. Hasil laboratorium forensik diharapkan menjelaskan secara pasti apakah penyebab kematian berkaitan dengan penyakit yang diderita atau faktor lain yang bersifat kriminal.
Menurut Kompol Sigit Karyono, pihak keluarga juga dimintai persetujuan untuk membuka rekam medis terdahulu guna mendukung pengumpulan bukti. Langkah ini dipandang penting agar informasi medis terdokumentasi menjadi bagian dari kronologi yang valid dan akurat.