Fungsi dan Sejarah BKB Jakarta: Kanal Penanggulangan Banjir sejak Zaman Kolonial Belanda

Senin 07 Jul 2025, 14:00 WIB
Sejarah Banjir Kanal Barat (BKB) Jakarta sejak 1919 era kolonial Belanda, fungsinya mengendalikan banjir, dan pemeliharaannya di era modern. (Sumber: YouTube/AFA Channel)

Sejarah Banjir Kanal Barat (BKB) Jakarta sejak 1919 era kolonial Belanda, fungsinya mengendalikan banjir, dan pemeliharaannya di era modern. (Sumber: YouTube/AFA Channel)

POSKOTA.CO.ID - Setiap musim hujan tiba, Jakarta seperti tak pernah lepas dari bayang-bayang banjir. Genangan air yang mengganggu aktivitas warga, merendam permukiman, hingga melumpuhkan transportasi seolah menjadi ritual tahunan yang tak terelakkan.

Padahal, upaya mengatasi banjir di ibu kota sudah dimulai sejak lebih dari 100 tahun lalu, salah satunya melalui pembangunan Banjir Kanal Barat (BKB).

Sejarah mencatat, banjir besar pertama melanda Batavia (sekarang Jakarta) pada 1623, hanya dua tahun setelah kota ini dibangun oleh VOC.

Sistem kanal ala Belanda yang diharapkan menjadi solusi justru terbukti tidak efektif. Banjir terus berulang, memuncak pada 1918 ketika hampir seluruh kota terendam air setinggi dada orang dewasa.

Baca Juga: Sejarah Kelam Proyek BKT: Dari Gagasan 1973 hingga Realisasi 2010

Pemerintah kolonial Belanda akhirnya mengambil langkah besar dengan membangun Banjir Kanal Barat, yang dirancang oleh insinyur Herman van Breen.

Proyek ambisius ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang, namun nyatanya banjir masih terus menghantui Jakarta hingga kini. Lantas, mengapa masalah ini tak kunjung terselesaikan? Apa yang salah dengan penanganan banjir di ibu kota?

Banjir Jakarta: Warisan Sejak Era Kolonial

Berdasarkan penelitian Budi Harsoyo, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), banjir di Jakarta telah terjadi sejak zaman Hindia Belanda.

Saat itu, Batavia (sekarang Jakarta) dibangun dengan sistem kanal dan tembok kota, meniru model Belanda. Namun, banjir besar tetap melanda pada 1623, hanya dua tahun setelah pembangunan Batavia dimulai.

Pada 1918, banjir besar kembali terjadi, menggenangi hampir seluruh kota. Pemerintah kolonial kemudian merespons dengan membangun Banjir Kanal Barat, yang dirancang oleh insinyur Belanda Herman van Breen.

Proyek ini dimulai pada 1913 dan selesai pada 1919, dengan tujuan mengalirkan air dari empat sungai, Ciliwung, Krukut, Cideng, dan Grogol, langsung ke laut.

Evolusi Banjir Kanal Barat


Berita Terkait


News Update