Dijanjikan Kompensasi Tiap Bulan, Warga Sekitar TPA Bangkonol Pandeglang Baru Menerima Sekali

Kamis 03 Jul 2025, 20:12 WIB
Aktivitas truk pengangkut sampah di TPA Bangkonol, Kecamatan Koroncong, Pandeglang. (Sumber: POSKOTA | Foto: Samsul Fatoni)

Aktivitas truk pengangkut sampah di TPA Bangkonol, Kecamatan Koroncong, Pandeglang. (Sumber: POSKOTA | Foto: Samsul Fatoni)

KORONCONG, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah warga Kampung Pasirwalet dan Mangkubumi, Desa Bangkonol, Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang, mengeluhkan dampak sampah yang dikirim dari Kabupaten Serang ke TPA Bangkonol.

Pasalnya, bau busuk sampah dan binatang lalat dari TPA Bangkonol, dirasakan setiap hari yang cukup mengganggu warga sekitar.

Sementara, kompensasi yang dijanjikan tiap bulan kepada warga terdampak, ternyata tidak sesuai. Sebab, kenyataannya warga mengaku hanya menerima satu kali dengan nilai sebesar Rp25 ribu rupiah selama setahun ini.

Namun, kabarnya Pemkab Pandeglang, bakal menampung lagi sampah dari Kota Tangsel, yang saat ini tahapan kerja samanya sedang dalam proses.

Salah seorang warga Kampung Pasirwalet, Desa Bangkonol, Een mengaku, dirinya setiap hari merasakan bau busuk sampah dan binatang lalat dari TPA. Karena rumahnya tidak jauh dengan kawasan TPA.

Baca Juga: Bupati Pandeglang Siap Tampung Sampah dari Tangsel Meski Ditolak Warganya

"Bukan kecium lagi baunya, mau tidur saja disemprot pakai pewangi, apalagi kalau habis hujan sudah pasti bau. Tiada hari tanpa mencium bau sampah," keluhnya saat ditemui wartawan pada Kamis, 3 Juli 2025.

Saat ditanya apakah dirinya pernah mendapatkan kompensasi, Een mengaku, tak pernah menerima. Tetapi ayahnya sempat menerima satu kali sebesar Rp25 ribu rupiah.

Sementara, janji dari pihak pemerintah kepada warga bahwa kompensasi akan diberikan setiap bulan.

"Bapak saya yang pernah dapat kompensasi satu kali sebesar Rp25 ribu. Memang sih dijanjikannya mah tiap bulan, tapi sudah setahun ini baru ada satu kali," katanya.

Warga lainnya di Kampung Mangkubumi, yang enggan disebutkan namanya mengaku, kendaraan pengangkut sampah ke TPA melintasi jalan di kampungnya.

Aroma bau busuk pun tercium saat kendaraan pengangkut sampah lalu-lalang di jalur tersebut.

"Biasanya pengiriman sampah ke TPA itu selepas waktu Zuhur, Magrib dan Subuh. Lihat saja sekarang sedang banyak kendaraan yang mengangkut sampah ke TPA," ujarnya.

Diakuinya, janji pemerintah saat hendak menampung sampah dari Kabupaten Serang, itu akan memberikan kompensasi tiap bulan kepada warga, melakukan perbaikan jalan dan lain sebagainya.

"Namun, katanya kompensasi itu selama setahun ini hanya didapat satu kali sebesar Rp25 ribu. Selain itu jalan pun masih rusak dan tidak ada penerangan," Katanya.

Saat ditanya apakah dirinya juga pernah mendapatkan uang kompensasi. Ia mengaku, kalau dirinya menolak, karena uang kompensasi yang akan diberikan dulu itu hanya sebesar Rp25 ribu.

Baca Juga: Warga Tolak Sampah dari Tangsel, DLH Pandeglang Dinilai Cuek

"Pokoknya mah masyarakat yang saya dengar cuman satu kali menerima uang kompensasi. Kalau saya belum pernah sama sekali, karena saya selalu menolak," tuturnya.

Sebelumnya, tambah dia, saat menampung sampah dari Kabupaten Serang, warga tak pernah diberitahu mengenai kompensasi. Hanya, tiba-tiba warga diberi uang sebesar Rp25 ribu.

"Memberikan uang kompensasi itu juga seperti sembunyi-sembunyi. Harusnya mah dari dulu ada informasi kalau uang itu adalah kompensasi dari sampah," bebernya.

"Buat apa uang Rp25 ribu diterima, bau sampah mah unggal poe unggal peuting (tiap hari tiap malam) kami rasakan," keluhnya.


Berita Terkait


News Update