Kopi pagi: Momentum Menuju Kebaikan

Kamis 26 Jun 2025, 07:02 WIB
Kopi Pagi: Momentum Menuju Kebaikan (Sumber: Poskota)

Kopi Pagi: Momentum Menuju Kebaikan (Sumber: Poskota)

“.. perubahan yang paling bermakna dalam hidup adalah perubahan sikap. Dengan sikap yang benar akan menghasilkan tindakan yang benar. Tindakan yang takkan menabrak norma hukum dan sosial, norma agama serta etika dan budaya,” kata Harmoko.

Di tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, perubahan semakin menjadi kebutuhan. Setidaknya menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan. Jika tidak, akan tergilas oleh kemajuan.

Begitupun era sekarang, para elite politik, baik dari partai politik, kalangan profesional maupun simpatisan, hendaknya melakukan perubahan, penyesuaian diri di tengah gelora pembangunan untuk rakyat. Patut dicatat, pembangunan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, bukan pejabat maupun kerabat dekat.

Baca Juga: Kopi Pagi: Petualang Politik

Melenceng dari arus utama perubahan untuk rakyat, dapat diduga saatnya akan tersingkir oleh keadaan.

Maknanya dalam kehidupan sosial, membangun bangsa dan negara, setiap individu yang terlibat di dalamnya perlu berubah, dalam arti mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan yang ada.

Sikap penyesuaian diri sangat dibutuhkan untuk mendorong perubahan sosial menuju kemajuan, menciptakan kebaikan bagi semua anggota masyarakat. Dalam arti luas, bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali, tanpa pembedaan perlakuan, tanpa pula diskriminasi.

Penyesuaian diri menjadi kunci perubahan, mengingat perubahan akan berjalan dengan baik, jika adanya kebutuhan bersama, kehendak yang sama, dan adanya manfaat buat orang banyak.

Tak ada lagi embel – embel segala macam ego, baik ego politik, pribadi, ego sektoral dan ego struktural. Yang ada adalah ego bersama, kepentingan nasional untuk mewujudkan cita – cita negeri ini sejak dilahirkan, yakni kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Siapa yang melakukan perubahan? Jawabnya, perubahan paling mendasar harus dimulai dari diri sendiri. Jangan harap dapat mengubah orang lain, apalagi dunia, kalau diri sendiri  tidak mau berubah. Tidak memulai perubahan.

Baca Juga: Kopi pagi: Selamatkan Lingkungan Kita

Kadang banyak orang teriak perubahan. Ingin mengubah orang - orang di sekitarnya, tapi dirinya sendiri tidak mampu berubah karena terbelenggu oleh berbagai situasi.

Tidak sedikit para tokoh mengusulkan adanya perubahan  seperti membangun negeri yang bebas dari  korupsi, tetapi kalau tidak dibarengi dengan memberi contoh yang baik dengan tidak memberi atau menerima suap. Sama saja "mimpi."

Bahkan, yang ironis, ada yang sering berteriak anti - korupsi, malah menjadi koruptor.

Tidak sedikit yang meminta orang lain untuk berubah, ingin lingkungannya berubah, tetapi dirinya sendiri tidak mau berubah.

Kuncinya untuk melakukan perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Maka setelah dirinya sendiri berubah! Memberi contoh perubahan, barulah meminta orang lain berubah. 

Jika mengubah diri dan keluarga saja belum mampu, janganlah bermimpi mampu untuk mengubah negerimu apalagi dunia. Itu pula tulisan inspirasi yang terukir di atas batu nisan makam Westminster Abbey. Makam para raja dan ratu Inggris.

Baca Juga: Kopi Pagi: Rela Berkorban, Kenapa Tidak

Tidak terbantahkan, banyak tokoh – tokoh hebat mampu mengubah dunia berawal dari mengubah diri sendiri. Berubah menciptakan kreasi dan inovasi, mengubah sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari – hari dari kurang baik menjadi baik, terus menjadi baik lagi guna meraih kemajuan.

Mereka menjadi sukses karena selalu beradaptasi dengan perubahan.

Sebaliknya, orang yang tidak mau berubah berarti mengekang diri  meningkatkan kualitas hidup.

Banyak literatur menyebutkan perubahan yang paling bermakna dalam hidup adalah perubahan sikap. Dengan sikap yang benar akan menghasilkan tindakan yang benar. Tindakan yang takkan menabrak norma hukum dan sosial, norma agama serta etika dan budaya, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Persoalannya, mengubah diri menjadi lebih baik memang mudah diucapkan, tetapi sulit dilakukan. Itulah perlunya keteladanan para tokoh bangsa, elite politik negeri ini untuk senantiasa tampil melakukan perubahan sikap, tentu melalui ucapan dan tindakan serta kebijakan yang lebih baik lagi bagi kepentingan rakyat, bangsa dan negara.

Terkait peringatan  1 Muharram 1447 H, hendaknya menjadi momentum meningkatkan semangat perjuangan menuju kebaikan. Semakin memberikan banyak manfaat bagi kita semua sebagai anak bangsa dengan semangat damai penuh kasih sayang dan toleransi.

Mari kita mulai, bismillah.. (Azisoko). 


Berita Terkait


undefined
Kopi Pagi

Kopi Pagi: Meluruskan Benang Kusut

Kamis 08 Mei 2025, 08:44 WIB

News Update