Israel Dinilai Menang dalam Konflik dengan Iran, Aktivis Pro Israel Soroti Ancaman Nuklir

Kamis 26 Jun 2025, 11:38 WIB
Konflik Iran dan Israel. (Sumber: X/@EddieFisher_id)

Konflik Iran dan Israel. (Sumber: X/@EddieFisher_id)

POSKOTA.CO.ID – Aktivis pro-Israel Monique Rijkers menilai Israel berhasil mencapai tujuan militernya dalam konflik terbaru dengan Iran.

Rijkers menyatakan bahwa serangan Israel ditujukan pada sasaran militer strategis Iran dan berhasil menguasai sebagian besar wilayah dalam waktu singkat, berbeda dengan serangan balasan Iran yang disebutnya membabi buta dan berdampak pada warga sipil.

"Israel hanya menyasar target khusus, tidak membabi buta seperti Iran yang menyerang rumah warga, masjid di Haifa, dan rumah sakit Soroka," ujar Monique Rijkers, dikutip oleh Poskota dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club pada Kamis, 26 Juni 2025.

Ia menegaskan bahwa serangan Israel ditujukan pada fasilitas militer dan nuklir milik Garda Revolusi Iran, termasuk kantor intelijen dan peluncur rudal.

Baca Juga: Setelah Ketegangan dengan Iran Mereda, Israel Alihkan Fokus ke Jalur Gaza

Menurut Rijkers, operasi militer yang berlangsung selama 12 hari tersebut menjadi contoh efisiensi militer di era modern.

“Nah, dalam waktu 12 hari Israel bisa menguasai 25 provinsi dari 31 provinsi di Iran. angkatan udara Israel bisa terbang bolak-balik Teheran-Yerusalem, Yerusalem-Teheran dalam waktu 12 hari. Apa yang dilakukan dalam jarak panjang 1800 kilometer tersebut? Mereka itu enggak ditembak sama sekali, lho, puji Tuhan,” ungkapnya.

Rijkers juga menyoroti potensi ancaman dari program nuklir Iran. Ia merujuk pada laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada Juni 2025, yang menyebutkan bahwa Iran telah memiliki 408 kilogram uranium yang diperkaya hingga 60 persen.

"Iran sudah berhasil mempunyai 408 kilo uranium yang diperkaya 60% uraniumnya. Itu bisa bikin bom atom sekitar 9 sampai 10. Untuk bikin satu bom nuklir butuh 42 kilogram uranium," ujarnya.

Baca Juga: Konflik Iran-Israel Bisa Picu PHK di Indonesia, Kemnaker Siapkan Strategi Mitigasi Pemutusan Hubungan Kerja

Aktivis yang mengenalkan diri sebagai edukator publik soal isu-isu Israel di Indonesia itu juga mengkritisi posisi negara-negara yang mendukung program nuklir Iran.

Ia menekankan bahwa senjata nuklir mengancam stabilitas regional, termasuk bagi negara-negara tetangga Iran seperti Gaza, Suriah, Lebanon, Mesir, dan Yordania.

“Indonesia adalah negara yang tidak setuju dengan senjata nuklir. Negara kita ikut menandatangani traktat perjanjian. Sekarang bangsa Indonesia, rakyat Indonesia, gara-gara Iran punya mau punya senjata nuklir, apakah kita tiba-tiba jadi setuju dengan senjata nuklir? Tentu tidak,” katanya.

Monique juga menekankan bahwa serangan Israel bukanlah bentuk agresi untuk mengganti rezim di Iran.

Baca Juga: Kesaksian WNI Ali Murtado Saat Dievakuasi dari Iran, Suasana Mencekam Konflik Timur Tengah

Ia menyatakan bahwa perubahan rezim adalah urusan internal rakyat Iran, namun menyarankan perubahan ideologi yang lebih damai dan tidak anti-Israel.

Sejak Revolusi Islam 1979, menurut Rijkers, propaganda anti-Israel yang disebarkan oleh Iran telah memicu kebencian global terhadap negara Yahudi tersebut.

Ia menyayangkan bahwa negara-negara seperti Indonesia ikut terpengaruh oleh narasi yang menurutnya didorong oleh ideologi rezim Iran.

Monique juga mengkritisi gencatan senjata yang dilakukan tanpa komitmen konkret dari pihak Iran. Ia mencontohkan perjanjian serupa dengan kelompok Houthi di Yaman yang menurutnya gagal mengurangi agresi di Laut Merah.

Baca Juga: Cerita Mahasiswa Indonesia Ungkap Ketegangan saat Dievakuasi dari Iran

Menutup pernyataannya, Rijkers menegaskan bahwa Israel bersedia berdamai dengan siapa pun, termasuk Iran, selama tidak ada lagi ancaman eksistensial.

Ia menyebutkan bahwa sejarah hubungan Israel-Iran sebelum 1979 relatif damai, dan bahkan Iran menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Israel.

"Israel mau berdamai. Yang penting bukan pergantian rezim, tapi perubahan ideologi. Jangan lagi anti-Israel," ucapnya.


Berita Terkait


News Update