Ilustrasi meraih ketenangan dengan prinsip Stoikisme saat menghadapi krisis global. (Sumber: Freepik)

GAYA HIDUP

Cara Tetap Tenang di Tengah Krisis Global: 9 Nasihat Stoik untuk Ketenangan Batin

Kamis 26 Jun 2025, 17:30 WIB

POSKOTA.CO.ID - Di tengah ketidakpastian global saat ini mulai dari ancaman geopolitik, perubahan iklim, dan hal-hal lain yang tak berkesudahan, rasa cemas dan panik seringkali tak terhindarkan.

Dunia terasa bergejolak, dan kita dihadapkan pada situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, karantina nasional, resesi ekonomi, dan perasaan kehilangan kendali.

Namun, tahukah Anda bahwa ada filosofi kuno yang dapat membimbing kita melewati masa-masa sulit ini? Kaum Stoik, dengan kebijaksanaan berusia lebih dari 2.000 tahun, menawarkan panduan praktis untuk mencapai ketenangan batin dan membuat keputusan bijak bahkan saat dunia dilanda kepanikan.

Filosofi Stoik mengajarkan bahwa meskipun ketakutan adalah reaksi awal yang tak bisa kita kendalikan, memilih untuk terus merasa takut adalah keputusan pribadi.

Baca Juga: Definisi Kaya Menurut Para Filsuf Stoik, Benarkah Punya Banyak Uang?

Sebagaimana dilansri dari laman daily stoic disebutkan ada 9 prinsip Stoik yang akan membantu Anda tidak hanya bertahan, tetapi juga keluar dari krisis ini sebagai pribadi yang lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih tenang.

9 Prinsip Stoik untuk Menjaga Ketenangan di Tengah Ketidakpastian

Adapun sembilan prinsip stoik untuk menjaga ketenangan yang perlu Anda ketahui adalah:

Bedakan yang Terkendali dan Tidak Terkendali

“Kebahagiaan dan kebebasan dimulai dari pemahaman yang jelas terhadap satu prinsip: Ada hal-hal yang bisa kita kendalikan, dan ada yang tidak.” — Epictetus, The Art of Living

Dalam situasi krisis, kita sering merasa tak berdaya. Bisnis menurun, pekerjaan hilang, atau kekhawatiran tentang orang terdekat muncul. Ini semua di luar kendali kita.

Namun, seperti yang Epictetus katakan: yang bisa kita kendalikan adalah opini, aspirasi, keinginan, dan tindakan kita.

Baca Juga: 9 Teknik dari Filasafat Stoik untuk Mengatasi Kecemasan, Hidup Dijamin Lebih Tenang

Saat ini, fokuskan energi dengan menggunakan waktu dengan bijak, tidak panik, dan melakukan upaya terbaik untuk memperlambat penyebaran virus.

Lepaskan kekhawatiran tentang durasi pandemi atau dampaknya yang tak bisa kita ubah. Fokus pada apa yang bisa Anda lakukan, sekecil apa pun itu, dan lakukanlah.

Fokus pada Perbaikan 1 Persen Setiap Hari

“Konsentrasikan setiap menit layaknya seorang Romawi… dengan mengerjakan apa yang ada di depanmu dengan serius, tulus, lembut, rela, dan adil.” — Marcus Aurelius, Meditations.

Konsep “Atomic Habits” dari James Clear, yaitu menjadi lebih baik 1 persen setiap hari, sangat relevan. Hasilnya mungkin kecil dalam sehari, namun konsistensi selama setahun bisa membuat Anda 37 kali lebih baik.

Baca Juga: Wajib Dicoba! Ini 3 Aktivitas Fisik untuk Mengurangi Stres dan Meningkatkan Mood

Kita tidak tahu kapan krisis ini berakhir, tetapi kita bisa mengendalikan bagaimana kita memanfaatkan waktu untuk pengembangan diri.

Perubahan kecil setiap hari akan membentuk versi diri yang jauh lebih baik saat semua ini usai. Seperti kata Zeno, “Kesejahteraan tercapai melalui langkah kecil, tapi itu bukanlah hal yang kecil.”

Refleksikan Dampak Negatif dari Kepanikan dan Emosi Buruk

“Betapa lebih merusaknya akibat dari kemarahan dan kesedihan dibandingkan dengan penyebab awalnya.” — Marcus Aurelius.

Astronot Chris Hadfield pernah berkata, “Tidak ada masalah yang begitu buruk hingga tak bisa dibuat lebih buruk.”

Baca Juga: Tetap Aktif dan Produktif di Masa Gap Year Sebelum Kuliah, Ini 5 Aktivitas yang Bisa Dilakukan

Hal ini berlaku universal. Pernahkah Anda menyesali tindakan yang didorong kemarahan atau kepanikan? Kaum Stoikpercaya akal budi diberikan untuk mengatasi reaksi emosional tersebut.

Seneca menyarankan, “Obat terbaik untuk kemarahan adalah menunda.”

Sementara Marcus Aurelius menambahkan,“Segera kembali ke dirimu dan jangan terus terseret lebih lama dari dorongan emosimu.” Kepanikan tidak menyelesaikan masalah; justru ketenangan yang melahirkan keputusan tepat.

Baca Juga: Terapkan 3 Langkah Harian Ini untuk Menjaga Kesehatan Mentalmu di Tengah Kesibukan

Cari Ketenangan Batin di Tengah Keriuhan Dunia

“Tidak ada bukti yang lebih kuat dari pikiran yang teratur selain kemampuan seseorang untuk berhenti sejenak dan menikmati waktu dalam kesendirian,” - Seneca.

Karantina atau lockdown bisa memicu kecemasan dan kebosanan. Namun, coba pandang ini sebagai kesempatan untuk melambat, menata ulang prioritas, dan merenung.

Gunakan waktu ini untuk mengenal diri sendiri dan menenangkan pikiran. Bahkan sekadar berhenti cemas sejenak bisa membawa perubahan besar.

Seneca mengajarkan bahwa ketenangan adalah latihan yang berkelanjutan, sebuah keterampilan yang tak bisa diambil dari Anda, apa pun yang terjadi.

Baca Juga: 3 Strategi Filosofi Stoikisme untuk Mengatasi Penyesalan: Hidup Lebih Tenang dan Bebas Beban

Percayalah pada Kemampuan Diri untuk Menghadapi Segalanya

“Hambatan bagi aksi justru mendorong aksi. Apa yang menghalangi jalan, menjadi jalan itu sendiri.” — Marcus Aurelius.

Kita tidak bisa mengendalikan durasi pandemi, tetapi kita harus tetap menjalaninya. Marcus Aurelius, yang memimpin saat wabah melanda tanpa teknologi modern, menulis, “Api yang menyala terang akan membakar apapun yang dilemparkan ke dalamnya.”

Ini adalah metafora untuk resiliensi. Epictetus menambahkan, “Orang sejati akan terlihat saat masa sulit.”

Anggap diri Anda seperti petarung yang dilatih untuk menghadapi lawan terberat demi menjadi juara dunia. Sejarah menunjukkan, banyak individu bangkit dari krisis besar dan menjadi pribadi yang lebih kuat. Anda pun bisa.

Batasi Diri dari Banjir Berita Negatif

“Apakah hal-hal eksternal yang kamu lihat mengganggu pikiranmu? Berilah waktu untuk mempelajari sesuatu yang baru dan baik, dan berhentilah berputar-putar tanpa arah.” — Marcus Aurelius.

Kecemasan seringkali mendorong kita untuk terus mencari informasi, dari media sosial hingga berita global. Namun, ini justru bisa memperburuk kondisi mental.

Kaum Stoik menekankan fokus pada yang terkendali. Terlalu banyak informasi negatif hanya akan memicu kewalahan.

Alihkan perhatian pada hal yang bisa Anda ubah: diri sendiri, orang-orang terdekat, dan bagaimana Anda bisa membantu, bahkan dalam skala kecil.

Hidup yang baik bukanlah tentang mengetahui segalanya, melainkan tentang menjadi lebih baik dan memberi dampak nyata.

Pertahankan Rutinitas untuk Stabilitas di Tengah Ketidakpastian

“Dalam banyak keadaan, kita tidak menjalani hidup berdasarkan prinsip yang benar, tapi hanya mengikuti kebiasaan tanpa berpikir.” — Musonius Rufus.

Ketika segalanya terasa kacau, rutinitas menjadi jangkar yang paling kita butuhkan. Rutinitas menciptakan ketenangandan memberikan rasa kontrol.

Marcus Aurelius memiliki rutinitas pagi untuk refleksi, yang kemudian menjadi Meditations.

Anda bisa melakukan hal serupa seperti jalan pagi, membaca buku, menulis jurnal. Rutinitas memberikan stabilitas mental di tengah badai ketidakpastian.

Jaga Kualitas Hubungan dengan Orang-Orang Terdekat

“Manusia hidup untuk saling membantu.” — Seneca.

Filosofi Stoik bukan berarti hidup menyendiri. Kita adalah bagian dari komunitas. Kita membutuhkan persahabatan, cinta, dan dukungan.

Hubungan yang kuat memberikan makna pada hidup – terutama di masa-masa sulit. Jangan abaikan mereka yang penting bagi Anda. Beri dan terima perhatian, karena ini akan memperkuat kesejahteraan emosional bersama.

Ubah Waktu Mati Menjadi Waktu Hidup

Karantina atau isolasi sosial tidak berarti waktu Anda hilang sia-sia. Ini adalah kesempatan emas untuk mempelajari keterampilan baru, mengasah pemikiran kritis, dan mengelola emosi agar Anda bisa seproduktif mungkin.

Gunakan waktu ini untuk pengembangan diri. Banyak platform dan program yang menawarkan tantangan untuk memastikan Anda keluar dari situasi ini sebagai pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Manfaatkan waktu luang ini untuk investasi pada diri sendiri.

Tags:
9 prinsip StoikKrisis Globalfilosofi Stoikfilosofi rasa cemas

Muhammad Dzikrillah Tauzirie

Reporter

Muhammad Dzikrillah Tauzirie

Editor