BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Malam belum sepenuhnya larut saat Pasar Kebon Kembang, yang biasanya menjadi nadi ekonomi rakyat kecil Kota Bogor, berubah menjadi lautan bara.
Di balik tembok-tembok usang Blok B2, api menjelma menjadi penjagal sunyi, membakar tak hanya kios dan los, tapi juga mimpi-mimpi sederhana yang telah dikumpulkan dengan susah payah oleh para pedagang.
Kebakaran itu datang tanpa permisi, menjelang pukul 11 malam, Minggu, 22 Juni 2025. Tiga kios besar dan sekitar 17 los di basement pasar lenyap ditelan lidah api.
“Awalnya dari lantai dua warung soft drink, sempat padam, tapi kembali menyala dari basement dan menyebar cepat,” ujar Agung Prihanto, Kepala Disdamkarmat Kota Bogor, mengenang detik-detik genting itu kepada Poskota, Senin, 23 Juni 2025.
Baca Juga: Nurmaya dan Rumah Cinta di Samping Rel
Laporan warga disambut dengan cepat. Dua regu pemadam dari Sukasari, Cibuluh, dan Yasmin dikerahkan. Tujuh unit mobil pemadam—dibantu dua dari Kabupaten Bogor—datang membelah malam.
Sepuluh ambulans dan tangki air BPBD juga bersiaga. Dalam waktu 40 menit, api dijinakkan. Tapi bagi para pedagang, luka itu akan tetap membara lebih lama.
Agung mengatakan, kebakaran yang melanda pasar ini diduga akibat adanya korsleting listrik.
Hanya Sisa Arang dan Debu Dagangan
Esok paginya, sinar matahari yang biasanya membawa harapan justru menyingkap kepedihan. Bau hangus menyengat, debu hitam menempel di dinding-dinding kusam pasar, dan suara gemerisik plastik menyertai langkah pedagang yang mengais sisa-sisa.
Baca Juga: Satu-satunya Harapan Suryadi hanya Dedi Mulyadi
Andi, seorang pedagang pakaian muslim, berdiri terdiam di depan kiosnya yang kini hanya tinggal rangka besi dan arang. Di sampingnya, Satrya, penjual aksesoris, mencoba menyelamatkan gantungan barang dagangan yang nyaris meleleh.