Mengapa Seseorang Kerap Kembali kepada Orang yang Menyakiti Mereka? Begini Penjelasan Praktisi Kesehatan Mental

Senin 23 Jun 2025, 14:58 WIB
Ilustrasi sepasang kekasih. (Sumber: PxHere)

Ilustrasi sepasang kekasih. (Sumber: PxHere)

POSKOTA.CO.ID – Ketertarikan seseorang untuk kembali pada sosok yang pernah menyakiti mereka kerap kali dianggap sebagai bentuk kelemahan.

Namun menurut advokat kesehatan mental, Gayathri Arvind, kondisi ini lebih dari sekadar keputusan emosional.

Ia menyebut bahwa ada "kait emosional tak terlihat" yang tertanam dalam sistem saraf dan pengalaman masa lalu seseorang, yang membuat mereka sulit lepas dari hubungan yang menyakitkan.

"Mengapa kita kembali pada orang yang menyakiti kita? Karena ada kait emosional yang hidup di sistem saraf, dalam memori, dalam kebutuhan yang belum terpenuhi," ujar Gayathri Arvind, dikutip oleh Poskota dari kanal YouTube Abhasa - Mental Health. Ia menyebut sedikitnya ada empat jenis kait yang membuat seseorang terjebak dalam pola hubungan yang merugikan.

Baca Juga: Fenomena Kecanduan Pinjol, Apakah Benar Adalah Gangguan Kesehatan Mental?

Iblis yang Dikenal (The Known Devil)

Menurut Gayathri, otak manusia menyimpan sesuatu yang disebut survival memory, yakni memori yang tidak menyimpan fakta, melainkan pola.

Seseorang yang tumbuh dalam lingkungan keluarga tidak stabil secara emosional bisa belajar bahwa cinta identik dengan ketidakpastian dan kecemasan.

"Tanpa disadari, otak kita mengaitkan cinta dengan rasa tidak aman, keheningan, atau ketegangan. Bagi otak, yang dikenal lebih aman daripada yang tidak dikenal, meski itu menyakitkan," katanya.

BACA JUGA:

Baca Juga: Fakta Menarik Sapi Simmental, Hewan Kurban Pilihan Presiden Prabowo sebagai Kurban Idul Adha 1446 H

Sindrom 'Sekali Lagi' (One More Time Syndrome)

Seringkali, seseorang tidak kembali karena masih mencintai, melainkan karena merasa ada yang belum selesai.


Berita Terkait


News Update