POSKOTA.CO.ID - Dalam konflik geopolitik yang semakin memanas, terutama di kawasan Timur Tengah, pertempuran tidak lagi hanya ditentukan oleh jumlah pasukan, tetapi oleh kecanggihan sistem pertahanan dan serangan yang dimiliki oleh negara-negara yang terlibat.
Salah satu titik kritis dalam ketegangan antara Iran dan Israel adalah adu kekuatan di udara, yang sangat bergantung pada teknologi pertahanan udara masing-masing negara. Israel memiliki sistem Iron Dome yang sangat dikenal di dunia, sementara Iran membanggakan kombinasi sistem impor seperti S-300 dan inovasi dalam negeri seperti Bavar-373.
Persaingan ini bukan sekadar soal rudal dan radar, tapi mencerminkan bagaimana masing-masing negara membangun arsitektur pertahanan mereka dengan strategi yang berbeda.
Iron Dome mengandalkan presisi dan kecepatan, sementara Iran menekankan volume dan ketahanan sistemnya yang lebih menyebar dan terhubung dalam jaringan milisi serta sekutu regional. Artikel ini membahas secara komprehensif bagaimana kedua kekuatan udara ini bekerja, apa kelebihannya, dan siapa yang mungkin lebih unggul jika terjadi konfrontasi langsung.
Baca Juga: Transformasi Ekonomi Bekasi, Dedi Mulyadi Ungkap Penyebab Warga Kini Hidup Makin Sulit
Perbandingan Sistem Pertahanan Udara: Iron Dome vs S-300 & Bavar-373
Iron Dome: Simbol Keunggulan Teknologi Pertahanan Israel
Israel mengembangkan sistem pertahanan udara Iron Dome sejak 2011 untuk menghadapi ancaman roket jarak pendek dari Gaza. Sistem ini dirancang oleh Rafael Advanced Defense Systems dan memiliki kemampuan luar biasa dalam mencegat roket dan mortir dengan akurasi tinggi.
Keunggulan Iron Dome:
- Respons Cepat: Waktu reaksi hanya beberapa detik sejak peluncuran roket terdeteksi.
- Efisiensi Biaya: Iron Dome hanya menembak rudal yang diprediksi akan menghantam area pemukiman atau target penting, sehingga menghemat amunisi.
- Presisi Tinggi: Tingkat keberhasilan mencapai 90–95% dalam berbagai uji tempur.
- Kompatibel dengan Sistem Lain: Iron Dome dapat diintegrasikan dengan sistem radar dan kontrol AS serta NATO.
Namun, Iron Dome dirancang khusus untuk roket berjarak pendek hingga menengah, sehingga tidak optimal terhadap rudal balistik atau drone yang bergerak cepat dari jarak jauh. Maka dari itu, Israel juga mengandalkan sistem pertahanan lain seperti David’s Sling dan Arrow untuk mengatasi ancaman berlapis.
Iran dan Sistem Pertahanannya: S-300 dan Bavar-373
Iran menyadari bahwa konflik dengan Israel dan kekuatan regional lainnya membutuhkan sistem pertahanan udara yang kuat. Dalam hal ini, Iran menggabungkan kekuatan teknologi Rusia dengan pengembangan lokal.
S-300: Sistem Canggih dari Rusia
S-300 adalah sistem pertahanan udara buatan Rusia yang dirancang untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan pesawat tempur, rudal jelajah, serta rudal balistik jarak pendek.
Spesifikasi Utama S-300:
- Jarak Jangkau: Mampu menembak target hingga 150–200 km.
- Deteksi Multi-Target: Bisa melacak hingga 100 target sekaligus dan menyerang 12 target dalam satu waktu.
- Sistem Radar Aktif: Sangat sulit diintervensi oleh sistem jamming elektronik.