Kunci Jawaban Post Test PPG 2025 Modul 2: Pembelajaran Sosial Emosional

Rabu 18 Jun 2025, 12:32 WIB
Kunci Jawaban Post Tes PPG 2025 Modul 2: Pembelajaran Sosial Emosional. (Sumber: YouTube/FD Succes100)

Kunci Jawaban Post Tes PPG 2025 Modul 2: Pembelajaran Sosial Emosional. (Sumber: YouTube/FD Succes100)

POSKOTA.CO.ID - Berikut ini adalah soal dan kunci jawaban Post tes Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025 PSE 2 Modul 2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional.

Pembelajaran sosial emosional (PSE) memegang peranan krusial dalam membentuk karakter dan keterampilan hidup siswa.

Namun, tantangan di lapangan kerap muncul, menuntut guru untuk memiliki strategi adaptif dan empatik.

Simak di bawah ini membahas lima skenario permasalahan yang sering dihadapi guru dalam menerapkan PSE, lengkap dengan analisis pilihan tindakan dan solusi paling tepat, berdasarkan studi kasus pada modul pembelajaran sosial emosional.

Baca Juga: Latihan Pemahaman Modul 3 PPG 2025: Peran Guru dalam Sistem 'Among' yang Diterapkan di Perguruan Taman Siswa

Skenario 1: Membangun Kepercayaan Diri Siswa dalam Diskusi Kelompok

Soal: Dalam sebuah kegiatan kelompok, Siti merupakan siswa yang rajin, tetapi ia selalu merasa dirinya tidak cukup pintar dan seringkali merasa takut untuk berpendapat di depan teman-temannya. Sebagai guru, Anda mendorong dan memberikan kesempatan bagi Siti untuk berpendapat di depan ataupun di dalam kelompok dan mengajak siswa lain untuk memberikan dukungan positif. Namun saat Siti mencoba memberikan pendapat, anggota kelompok lain langsung mengoreksi pendapatnya yang tidak sesuai dengan instruksi tugas. Hal ini membuat Siti merasa malu dan semakin enggan untuk berbicara. Sebagai guru, apa tindakan yang paling tepat untuk diambil dalam situasi ini?

A. Mengadakan sesi bagi seluruh siswa mengenai pentingnya membangun rasa kepercayaan diri dan ataupun rasa percaya diri dan kemampuan mendengar aktif ketika berdiskusi.

B. Mengajak Siti melakukan refleksi diri guna mengidentifikasi hambatannya dalam berkomunikasi di depan publik.

C. Memberikan nasihat kepada anggota kelompok Siti agar dapat memberikan umpan balik yang positif saat temannya memberikan pendapat.

D. Memberikan waktu kepada Siti untuk meningkatkan kepercayaan diri dan meningkatkan kemampuan komunikasinya.

E. Membimbing kelompok agar memberikan masukan secara empatik dan konstruktif dan mendorong Siti untuk terus melatih kepercayaan diri.

Kunci Jawaban: E

Analisis: Pilihan E adalah yang paling komprehensif karena tidak hanya fokus pada Siti, tetapi juga pada dinamika kelompok. Penting untuk membimbing anggota kelompok agar dapat memberikan kritik yang membangun tanpa merendahkan, sekaligus terus mendorong Siti untuk mengembangkan keberanian.

Baca Juga: Apa Itu Sistem Among di Taman Siswa? Ini Peran Penting Guru yang Diulas dalam Modul 3 PPG 2025

Skenario 2: Guru sebagai Panutan dalam Pendidikan Karakter

Soal: Pak Budi adalah seorang guru SMP yang sedang melihat para siswanya berkumpul di area belakang gedung sekolah. Nah, saat Pak Budi mendekat, ia mencium bau asap rokok dan mendapati bahwa mereka sedang merokok secara bersembunyi-sembunyi. Pak Budi segera menegur dan melakukan intervensi atas tindakan mereka. Namun, salah satu siswa mengatakan bahwa sering melihat Pak Budi merokok di area sekolah dan membuat mereka mencontoh tindakan buruk tersebut. Situasi ini akhirnya membuat Pak Budi berpikir tentang perannya sebagai panutan dan pendidikan karakter di sekolah. Jika Anda adalah Pak Budi, sikap apa yang mungkin Anda lakukan?

A. Mengakui kesalahan Anda dan mengajak mereka untuk bersama-sama berkomitmen berhenti merokok.

B. Membuat kampanye sekolah bebas rokok bersama siswa dan bersama-sama mencoba berhenti merokok.

C. Memberikan pemahaman tentang dampak-dampak buruk rokok untuk kesehatan anak di bawah umur.

D. Melaporkan siswa ke pihak kesiswaan dan BK serta meminta mereka menindak sesuai aturan yang berlaku.

E. Menjelaskan kepada siswa jika mereka harus mengikuti aturan sekolah tanpa menjadikan guru sebagai alasan.

Kunci Jawaban: A

Analisis: Sebagai seorang panutan, mengakui kesalahan adalah langkah pertama yang kuat. Ini menunjukkan integritas dan membangun kepercayaan siswa. Mengajak siswa untuk berkomitmen bersama akan menciptakan suasana kolaboratif dalam upaya berhenti merokok, bukan hanya sekadar hukuman.

Skenario 3: Mendorong Tanggung Jawab Melalui Experiential Learning

Soal: Anda adalah guru kelas 3 SD. Minggu ini Anda ingin menerapkan pendekatan experiential learning dengan tema mengerjakan pekerjaan rumah. Tujuan pembelajaran adalah agar siswa memahami pentingnya tanggung jawab terhadap tugas rumah dan meningkatkan keterampilan hidup mereka. Akan tetapi, salah satu siswa Andi memberikan pendapat bahwa ia enggan untuk melakukan pekerjaan rumah karena merasa pekerjaan tersebut bukan tanggung jawabnya. Andi juga menceritakan bahwa ia pernah ingin membantu memasak, namun ia ditegur oleh orang tuanya karena akan membuat dapur berantakan. Dan juga orang tuanya mengatakan jika Andi terlalu dini untuk memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah. Mendengar pendapat Andi, tindakan apa yang Anda lakukan?

A. Memberikan alternatif tugas yang dapat diperbolehkan orang tua Andi sehingga Andi tetap melakukan experiential learning di rumah dan dapat melakukan refleksi diri seperti teman-teman yang lain.

B. Menghubungi orang tua Andi untuk mengizinkan Andi mengerjakan pekerjaan rumah agar Andi dapat merasakan experiential learning dan dapat relevan saat berdiskusi bersama-sama di kelas.

C. Menceritakan pengalaman pribadi atau cerita inspiratif tentang seseorang yang memperoleh manfaat dari belajar disiplin dengan melakukan pekerjaan rumah atau tugas yang ada.

D. Mengubah tugas menjadi format diskusi secara kelompok untuk mendiskusikan tentang pentingnya membantu pekerjaan rumah dan bagaimana cara agar tugas tersebut bisa menjadi menyenangkan.

E. Memberikan pemahaman kepada Andi terkait manfaat tugas tersebut dan mengarahkan untuk mengerjakan pekerjaan yang tidak berat seperti merapikan tempat tidur atau barang pribadi.

Kunci Jawaban: E

Analisis: Pilihan E adalah solusi paling langsung dan relevan. Dengan memberikan pemahaman tentang manfaat dan menyarankan tugas yang lebih ringan, guru membantu Andi mengatasi hambatan dari orang tuanya tanpa mengubah esensi pembelajaran tanggung jawab. Ini juga memberikan solusi konkret yang bisa langsung diterapkan.

Baca Juga: Kunci Jawaban Modul 3 Topik 1 PPG 2025: Menggali Filsafat Pendidikan Berbasis Pancasila

Skenario 4: Kolaborasi Guru dan Partisipasi Orang Tua dalam Proyek Sekolah

Soal: Anda adalah guru IPS di SMP yang ingin mengajarkan konsep kewirausahaan kepada siswa kelas 8. Anda merancang kegiatan experiential learning berupa proyek market day di mana siswa akan merancang produk sederhana, membuat strategi promosi, dan menjual produk mereka secara terbuka dalam satu hari pameran. Untuk mendukung keberhasilan program ini, Anda berencana melibatkan guru bahasa Indonesia untuk membimbing membuat proposal usaha. Guru seni untuk membantu desain kemasan, dan guru BK untuk memantau dinamika kelompok serta mengembangkan keterampilan sosial mereka ataupun sosial siswa. Anda juga mengundang orang tua untuk hadir sebagai pengunjung dan memberi umpan balik pada hari pameran. Namun sebagian guru mata pelajaran lain ee merasa khawatir kegiatan ini akan menyita waktu pembelajaran mereka. Dan orang tua juga mempertanyakan urgensi mengapa harus hadir dalam kegiatan ini. Bagaimana Anda mengatasi situasi ini?

A. Mengadakan pertemuan koordinasi dengan guru-guru dan perwakilan orang tua untuk menjelaskan tujuan pembelajaran dari proyek ini. Membagi peran secara profesional.

B. Mengurangi lingkungan ee lingkup kolaborasi dengan hanya melibatkan beberapa guru dan yang tampak memberi dukungan dan menyesuaikan skala proyek agar tetap berjalan meskipun tidak semua pihak terlibat.

C. Menganalisis kelebihan dan kekurangan pelaksanaan proyek ini. Apabila lebih banyak kekurangannya mempertimbangkan untuk menunda proyek di semester depan agar lebih matang.

D. Menjalankan proyek sesuai rencana meskipun tidak mendapatkan dukungan dari guru lain dengan tetap memberikan pemberitahuan agar orang tua memberikan dukungan kepada siswa yang

E. Menyusun ulang kegiatan menjadi lebih sederhana dengan cangkupan waktu yang lebih pendek lalu menawarkan keterlibatan kepada guru dan orang tua secara sukarela dan fleksibel.

Kunci Jawaban: A

Analisis: Pilihan A adalah strategi terbaik untuk mengatasi kekhawatiran dan membangun dukungan. Pertemuan koordinasi akan memberikan kesempatan untuk menjelaskan secara transparan tujuan proyek, menunjukkan nilai tambah bagi semua pihak, dan menyusun pembagian peran yang adil dan profesional. Ini akan menumbuhkan rasa kepemilikan dan mengurangi resistensi.

Skenario 5: Membangun Komunitas Belajar Guru di Lingkungan Baru

Soal: Ketika Anda bergabung ke sekolah Bina Bangsa, Anda melihat beban mengajar yang tinggi dan banyaknya modul serta teknologi yang perlu dipelajari. Untuk itu, Anda mengusulkan forum belajar bersama. Forum ini dirancang sebagai wadah bagi para guru di sekolah Anda untuk saling berbagi pengalaman seputar kesejahteraan di kelas dan tempat untuk mendukung satu sama lain. Sebagian guru menyambut positif inisiatif tersebut, namun beberapa guru lainnya menyampaikan keberatannya karena meragukan efektivitas forum. Selain itu, saat ini telah terdapat beberapa forum guru di tingkat kabupaten, provinsi sehingga nasional atau hingga nasional. Dalam situasi ini, tindakan apa yang Anda lakukan untuk meyakinkan para guru?

A. Meminta dukungan kepala sekolah untuk mendorong guru mengikuti forum belajar bersama.

B. Menghargai perbedaan pendapat para guru dan tidak memaksakan pelaksanaan forum.

C. Menyarankan para guru melakukan percobaan terlebih dahulu sebelum menolaknya.

D. Meminta pimpinan sekolah untuk mewajibkan guru mengikuti forum ini karena penting dan bermanfaat.

E. Menjelaskan manfaat forum tersebut dalam meningkatkan wellbeing guru secara persuasif.

Kunci Jawaban: E

Analisis: Menjelaskan manfaat secara persuasif adalah kunci untuk meyakinkan para guru. Dengan memaparkan bagaimana forum ini secara spesifik dapat meningkatkan wellbeing mereka di tengah beban kerja yang tinggi dan membantu mereka menguasai teknologi baru, guru akan lebih termotivasi untuk berpartisipasi, dibandingkan dengan hanya perintah atau paksaan.


Berita Terkait


News Update