Ketahui 3 Jenis Gangguan Mental beserta Gejala dan Penyebabnya

Selasa 17 Jun 2025, 19:21 WIB
Ilustrasi - seseorang yang mengalami masalah kesehatan mental depresi. (Sumber: Pexels/Cottonbro Studio)

Ilustrasi - seseorang yang mengalami masalah kesehatan mental depresi. (Sumber: Pexels/Cottonbro Studio)

Baca Juga: Begini Cara Kerja Motor Protein Kinesin, Sang Pengantar Nutrisi Penopang Kehidupan Manusia

  • Mengalami peristiwa traumatis, seperti kehilangan orang yang dicintai, kekerasan, kebangkrutan, atau kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian.
  • Riwayat gangguan kesehatan mental dalam keluarga.
  • Penyalahgunaan alkohol atau obat terlarang, atau konsumsi obat berlebihan.

Hindari melakukan self diagnose atau mendiagnosis diri sendiri. Jika merasakan gejala di atas, sebaiknya langsung cari bantuan dokter atau ahli.

2. Gangguan Kecemasan

Merasa cemas ketika hendak melakukan suatu hal yang baru atau tidak biasa, sebetulnya wajar dialami oleh setiap orang. Sebut saja, misalnya berpidato di depan umum, mengerjakan ujian, atau melakukan wawancara.

Namun, rasa cemas ini akan berubah menjadi masalah gangguan kecemasan atau  anxiety disorder ketika penderitanya merespon situasi atau hal-hal yang dialaminya dengan perasaan takut, cemas, dan khawatir yang berlebihan, bahkan tanpa alasan yang jelas.

Rasa cemas berlebihan dan tanpa alasan yang jelas ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya.

Gejala Gangguan Kecemasan

  • Rasa gelisah, tegang dan sulit tenang.
  • Sulit berkonsentrasi atau merasa mudah terganggu.
  • Mengalami gangguan tidur.
  • Sakit kepala, nyeri otot, atau gangguan pencernaan.
  • Merasa lelah berlebihan.
  • Napas tersengal-sengal atau sesak napas.
  • Mual.
  • Otot tegang atau tremor.
  • Keringat dingin.
  • Jantung berdebar-debar.

Penyebab Gangguan Kecemasan

  • Ketidakseimbangan senyawa kimia dalam otak yang dikenal sebagai neurotransmitter, serta hormon seperti serotonin, dopamin, atau norepinephrine.
  • Kelainan pada otak, dimana terjadi peningkatan aktivitas amygdala, yaitu bagian otak yang berperan dalam mengelola rasa takut dan cemas.
  • Faktor genetika yang membuat risiko seseorang terserang gangguan kecemasan lebih tinggi.
  • Stres atau trauma yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengubah neurotransmitter yang mengendalikan suasana hati Anda, sehingga dapat memicu timbulnya gangguan kecemasan.

3. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Pos Traumatic Stress Disorder (PTSD) merupakan kondisi kejiwaan yang terjadi pada seseorang rang yang mengalami atau menyaksikan suatu peristiwa traumatis atau serangkaian peristiwa traumatis yang mengerikan bahkan mengancam jiwa.

Umumnya, gejala PTSD akan muncul dalam jangka waktu yang terbilang cukup pendek, yakni mulai beberapa hari setelah kejadian.

Namun, agar seseorang dapat didiagnosis menderita PTSD, gejalanya harus berlangsung selama lebih dari sebulan dan harus menyebabkan tekanan atau masalah yang signifikan dalam fungsi sehari-hari individu tersebut.

Gejala Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

  • Ingatan terhadap peristiwa masa lalu yang muncul berulang-ulang dan menimbulkan rasa takut dan cemas, sehingga mengganggu penderitanya.
  • Sulit tidur dan sering bermimpi buruk.
  • Kecenderungan untuk menghindari tempat, aktivitas, dan hal-hal yang berhubungan dengan peristiwa traumatis tersebut.
  • Perubahan perilaku dan emosi, seperti mudah stres, marah, takut, dan susah berkonsentrasi.

Penyebab Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Peristiwa atau kejadian traumatis yang bisa memicu gejala PTSD antara lain kecelakaan, kekerasan fisik dan perundungan, pelecehan seksual, bencana alam, peperangan, atau penyakit yang mengancam jiwa seperti serangan jantung.


Berita Terkait


News Update