Dianggap sebagai Strategi Bertahan Hidup, Berikut Deretan Fakta tentang Kebiasaan Berbohong yang Bisa Menjadi Gejala Gangguan Mental!

Selasa 17 Jun 2025, 16:34 WIB
Kebiasaan berbohong yang bisa menjadi gejala gangguan mental (Sumber: Pinterest/Leesa Lemaster)

Kebiasaan berbohong yang bisa menjadi gejala gangguan mental (Sumber: Pinterest/Leesa Lemaster)

POSKOTA.CO.ID - Bagi sebagian orang, berbohong sering kali dipandang sebagai cara untuk mencapai tujuan atau mewujudkan keinginan tertentu. Tak hanya dianggap sebagai metode yang efektif, berbohong pun sering kali terasa lebih mudah dilakukan daripada berkata jujur.

Sebagai kebalikan dari kejujuran yakni berkata atau bersaksi sesuai kenyataan,berbohong berarti menyembunyikan atau memutarbalikkan kebenaran.

Tindakan menipu atau menyembunyikan fakta dari orang lain bisa muncul karena berbagai alasan yang erat kaitannya dengan kondisi psikologis seseorang. Pada masa kanak-kanak, berbohong biasanya timbul sebagai upaya perlindungan diri, seperti karena rasa takut atau untuk menghindari konsekuensi dari kesalahan.

Namun tak hanya karena rasa takut, kebiasaan berdusta juga bisa didorong oleh keinginan untuk mendapatkan pujian, pengakuan dari orang lain, atau untuk menghindari rasa malu.

Baca Juga: Pakar Sebut Banyak Bergerak dan Hidup Lebih Aktif Bisa Tingkatkan Kesehatan Mental, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Meskipun tampak sepele di awal, kebiasaan memanipulasi kenyataan baik terhadap diri sendiri maupun orang lain dapat berdampak negatif bagi kesehatan mental dalam jangka panjang.

Pandangan ini disampaikan oleh dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, seorang dokter spesialis kejiwaan, yang menyebut bahwa kebiasaan berbohong sejak dini dapat terbentuk sebagai pola yang berlanjut hingga dewasa.

Lebih dari sekadar kebiasaan pribadi, tindakan menyembunyikan kebenaran bisa mengganggu relasi sosial seperti hubungan keluarga, persahabatan, bahkan dinamika masyarakat luas. Meski awalnya berbohong dilakukan demi mempertahankan harga diri, kebiasaan ini dapat merusak karakter serta mengganggu keseimbangan jiwa pelakunya.

"Jika berbohong terus dilakukan sebagai bentuk perlindungan diri, lama-lama bisa berkembang menjadi nilai hidup orang tersebut," ungkap dr. Lahargo.

Baca Juga: Kenali Pentingnya Memahami dan Menjaga Kesehatan Mental pada Remaja

Kebiasaan berdusta yang terbentuk sejak kecil dan terus berlanjut hingga dewasa, menurutnya, bisa berkembang menjadi bentuk gangguan kepribadian, seperti gangguan kepribadian antisosial, borderline (BPD), hingga narsistik.


Berita Terkait


News Update