Waspada Modus Baru! Begini Cara Aplikasi Penghasil Uang Menjebak Pengguna

Minggu 15 Jun 2025, 16:15 WIB
Jangan Tergiur! Ini Risiko Nyata dari Aplikasi Penghasil Uang yang Sering Diabaikan. (Sumber: PxHere)

Jangan Tergiur! Ini Risiko Nyata dari Aplikasi Penghasil Uang yang Sering Diabaikan. (Sumber: PxHere)

POSKOTA.CO.ID - Saat ini aplikasi dan game penghasil uang menjadi tren di kalangan masyarakat, terutama generasi muda yang mendambakan penghasilan cepat tanpa harus bekerja secara konvensional.

Klaim-klaim yang menyatakan bahwa hanya dengan bermain game atau menonton iklan dapat menghasilkan jutaan rupiah pun ramai beredar di media sosial maupun iklan daring. Namun, benarkah klaim tersebut bisa dipercaya?

Di balik tampilan menarik dan janji manis dari berbagai aplikasi dan game penghasil uang, tersembunyi realita yang mengecewakan. Banyak dari aplikasi tersebut hanya memberikan ilusi, bukan realitas.

Seperti dijelaskan dalam berbagai laporan dan ulasan pengguna, sebagian besar aplikasi ini hanyalah alat manipulasi demi keuntungan pengembang, bukan pengguna.

Baca Juga: Masyarakat Pilih Perpustakaan Dibuka 24 Jam daripada Taman di Jakarta

"Sebagian besar aplikasi dan game penghasil uang sebenarnya hanya membodohi penggunanya," tulis salah satu ulasan edukatif di kanal digital populer.

Cara yang ditawarkan pun beragam, mulai dari mengisi survei, bermain game receh, menjawab pertanyaan, hingga menonton iklan selama berjam-jam. Setiap aktivitas tersebut diklaim memberikan imbalan berupa uang atau poin yang dapat ditukar dengan uang. Tapi kenyataannya, nilai dari waktu yang dihabiskan tidak sebanding dengan pendapatan yang diterima.

Cara Kerja dan Modus Umum

Pada dasarnya, skema aplikasi dan game penghasil uang terdiri dari dua model:

  1. Berbasis Iklan
    Pengguna diminta menonton iklan dalam durasi tertentu untuk mendapatkan imbalan. Namun, setiap sesi hanya memberi penghasilan sekitar 0,01 USD. Bahkan untuk menarik dana, pengguna diwajibkan mengumpulkan saldo minimal, seperti 100 USD, yang butuh waktu sangat lama.
  2. Berbasis Tugas dan Referensi
    Pengguna diberi tugas seperti menjawab 50 pertanyaan, atau mengundang teman agar mendapat tambahan poin. Semakin banyak rekrutmen, semakin besar potensi imbalan. Namun sistem ini justru membawa kita ke area abu-abu yang lebih dalam.

Sisi Gelap: Penipuan Berkedok Teknologi

Menurut banyak pengguna, aplikasi-aplikasi ini pada akhirnya hanya menyisakan rasa kecewa. Setelah waktu, kuota, dan energi diinvestasikan, janji penghasilan besar tetap tak kunjung terwujud.

"Untuk menonton iklan atau bermain game-game receh tersebut, Anda hanya dibayar dengan nominal sangat kecil, seperti 0,01 dolar atau sekitar seratusan rupiah," kata penulis ulasan tersebut.

Lebih buruk lagi, banyak aplikasi mengadopsi skema Ponzi digital. Dalam model ini, penghasilan pengguna lama berasal dari uang pengguna baru. Aplikasi mendorong pengguna untuk naik peringkat member, dan setiap tingkatan menjanjikan imbal hasil lebih tinggi jika berhasil merekrut anggota baru.


Berita Terkait


News Update