Profesor John McDermid dari University of York menyatakan, "Pesawat dirancang untuk tetap bisa terbang dengan satu mesin. Jadi, kegagalan dua mesin secara bersamaan pada tahap ini merupakan kejadian yang sangat jarang terjadi."
Data International Air Transport Association (IATA) menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen kecelakaan pesawat terjadi saat lepas landas atau mendarat.
Mary Schiavo, Transportation Analyst, menjelaskan bahwa fase ini sangat berisiko karena pilot memiliki sedikit waktu untuk bereaksi.
Respons Air India dan Proses Investigasi
Air India mengonfirmasi tragedi ini melalui akun X (Twitter). "Dengan kesedihan mendalam saya mengonfirmasi bahwa Air India Penerbangan 171 terlibat dalam kecelakaan tragis hari ini," tulis CEO Air India, Natarajan Chandrasekaran.
Penyelidikan resmi akan dilakukan oleh Aircraft Accident Investigation Bureau India dengan kemungkinan melibatkan Air Accidents Investigation Branch Inggris, mengingat adanya warga Inggris di dalam pesawat.
Baca Juga: Lonjakan Kasus COVID-19 di India 2025: Lebih dari 6.000 Terinfeksi, 65 Meninggal Dunia
Pelajaran untuk Keselamatan Penerbangan
Insiden ini kembali menyoroti pentingnya mitigasi ancaman bird strike, seperti penggunaan teknologi pengusir burung di bandara.
Dennis Tajer, juru bicara Allied Pilots Association, menegaskan, "Saat pesawat mulai lepas landas, semuanya harus sempurna. Sedikit gangguan bisa berujung fatal."
Sementara dunia penerbangan berduka, pertanyaan besar tertuju pada langkah-langkah pencegahan di masa depan untuk menghindari tragedi serupa.