Sementara itu, harga BBM subsidi seperti Pertalite (Rp10.000/liter) dan Biosolar (Rp6.800/liter) tetap tidak berubah.
Analisis Penyebab Penurunan
Ekonom energi dari Institute for Essential Services Reform (IESR), Ahmad Syafiq, menyatakan penurunan ini dipicu oleh beberapa faktor:
- Stabilnya harga minyak mentah dunia di kisaran 75–80 USD per barel.
- Kebijakan pemerintah mendorong persaingan harga di sektor hilir migas.
- Peningkatan pasokan seiring normalisasi operasi kilang pascaturnaround.
"Penurunan ini bisa memicu peningkatan konsumsi BBM nonsubsidi, terutama di sektor transportasi dan industri," ujarnya.
Dampak bagi Konsumen
Penurunan harga ini dinilai sebagai kabar baik bagi pengendara kendaraan bermotor dan pelaku usaha. Rina Wijayanti, pemilik usaha logistik di Bekasi, mengaku lega dengan penurunan ini.
"Biaya operasional kami bisa lebih hemat, apalagi harga solar juga turun," ucapnya.
Namun, analis mengingatkan bahwa fluktuasi harga BBM tetap perlu diwaspadai seiring ketidakpastian geopolitik global dan nilai tukar rupiah.
Update harga BBM terbaru dapat diakses melalui situs resmi masing-masing perusahaan atau aplikasi seperti MyPertamina dan Shell Indonesia.