Selain itu, para pakar falak, ormas Islam, serta pondok pesantren turut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
Menteri Agama Nasaruddin Umar akan memimpin sidang dan mendengarkan masukan dari Ketua MUI serta peserta sebelum menetapkan keputusan resmi.
"Keputusan yang dihasilkan akan menjadi dasar penetapan awal Zulhijah 1446 H sekaligus penentuan Hari Raya Idul Adha 2025," tegas Arsad.
Data Hisab dan Potensi Perbedaan
Berdasarkan perhitungan Tim Hisab Rukyat Kemenag, hilal pada hari pemantauan telah berada di atas ufuk dengan ketinggian 0° 44,15’ hingga 3° 12,29’ dan sudut elongasi 5° 50,64’ hingga 7° 6,27’.
Namun, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah lebih dulu menetapkan Idul Adha jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025, mengikuti metode hisab wujudul hilal.
Perbedaan ini kerap terjadi akibat variasi metode penetapan, meski Kemenag tetap mengedepankan prinsip rukyatul hilal bil fi’li (pemantauan langsung).
Hasil sidang isbat nantinya akan menjadi acuan resmi pemerintah dan mayoritas ormas Islam di Indonesia.
Masyarakat pun diimbau menunggu pengumuman resmi Kemenag untuk memastikan keseragaman pelaksanaan Idul Adha 1446 H.