"Bro terkena rage bait, ga nyenggol ga terkenal emg ya?" tulis seorang warganet di unggahan TikTok tersebut.
Komentar ini mengindikasikan bahwa pengguna tersebut sadar akan motif di balik konten provokatif tersebut, yakni memancing keterlibatan pengguna secara emosional.
Rage Bait dalam Strategi Digital
Penggunaan rage bait bukanlah hal baru di dunia digital. Sejumlah konten kreator dan bahkan media berita pernah menggunakan taktik ini untuk meningkatkan klik, share, dan waktu tonton.
Namun, strategi ini memunculkan dilema etis. Di satu sisi, konten tersebut berhasil menarik perhatian.
Di sisi lain, ia bisa memicu perpecahan, hoaks, atau bahkan kekerasan verbal.
Meskipun secara teknis legal, penggunaan rage bait sering dikritik karena dianggap mencemari ruang publik digital dengan konten yang tidak konstruktif dan memecah belah.