Apa Arti Rage Bait? Viral Usai Konten TikTok Bigmo Muhammad Jannah Soal Surabaya Kota Ter-L

Kamis 22 Mei 2025, 09:54 WIB
Apa arti Rage Bait istilah yang viral di media sosial TikTok? Simak penjelasannya. (Sumber: Istimewa)

Apa arti Rage Bait istilah yang viral di media sosial TikTok? Simak penjelasannya. (Sumber: Istimewa)

Rage bait sering dianggap sebagai bentuk negatif dari clickbait, karena tidak hanya menipu atau membesar-besarkan informasi, tetapi juga secara sengaja mendesain pesan untuk membuat orang kesal atau marah.

Kontroversi Bigmo dan Label 'Kota Ter-L'

Bigmo menjadi perbincangan publik setelah dalam sebuah video TikTok ia menyebut Surabaya sebagai kota 'ter-L"'.

Dalam penjelasannya, Bigmo mengungkapkan beberapa keluhan seperti buruknya sinyal dan jauhnya lokasi-lokasi yang ingin ia kunjungi, yang membuatnya kesulitan bekerja sebagai konten kreator.

Baca Juga: Miris dan Tak Masuk Akal! Ini Dua Motif Pelaku Bentuk Komunitas Fantasi Sedarah yang Viral di Facebook

L sendiri di sini merujuk pada kata 'Lose' atau kalah, yang secara implisit menyiratkan bahwa kota tersebut dianggap sebagai yang paling buruk menurutnya.

Ucapan ini langsung menuai reaksi keras. Tak hanya dari warganet, tetapi juga dari tokoh publik seperti Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, yang menyatakan keberatannya atas pernyataan tersebut.

Banyak warga yang merasa tersinggung, karena ucapan itu dianggap merendahkan citra kota mereka.

Namun demikian, tidak semua tanggapan terhadap Bigmo bernada negatif. Beberapa pendukungnya menyatakan bahwa pernyataan tersebut merupakan bentuk rage bait yang disengaja.

Hal ini adalah strategi untuk menaikkan jumlah penonton dan komentar, yang pada akhirnya memperbesar visibilitas kontennya.

Baca Juga: Viral! Dugaan Pelecehan Seksual oleh Kakek Penjual Bakso terhadap Anak-Anak Terjadi di Subang

Respons Netizen: Pro dan Kontra

Sebagian besar warganet menilai bahwa pernyataan Bigmo bersifat ofensif dan tidak menunjukkan sikap profesional sebagai konten kreator.

Sementara itu, sebagian lainnya menilai bahwa konten tersebut hanyalah bagian dari strategi media sosial yang umum dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan.


Berita Terkait


News Update