Baca Juga: Pemprov Jakarta Hidupkan Rumah Si Pitung Melalui Pameran dan Festival Budaya
Tantangan dan Rekomendasi Kebijakan
Sejumlah tantangan utama masih harus diselesaikan:
- Risiko gagal bayar tinggi pada sektor produktif akibat ketidakpastian ekonomi.
- Kurangnya minat lender karena margin rendah dan risiko tinggi.
- Target OJK yang ambisius belum didukung infrastruktur ekosistem pendukung.
- Keterbatasan data pada UMKM yang menyulitkan proses credit scoring.
Untuk menjawab tantangan tersebut, artikel ini merekomendasikan:
- Insentif fiskal dan nonfiskal bagi lender yang menyalurkan dana ke sektor produktif.
- Integrasi data UMKM lintas kementerian untuk memperkuat credit profiling.
- Program edukasi risiko bagi lender individu agar mereka memahami pentingnya mendukung sektor riil.
- Kerja sama lintas sektor, termasuk dengan BUMN pembina UMKM dan inkubator bisnis.
Penurunan pembiayaan fintech P2P lending ke sektor produktif pada Maret 2025 adalah cerminan dari tantangan struktural dalam industri pendanaan digital Indonesia.
Meski peta jalan OJK telah memberi arah yang jelas, tanpa perbaikan menyeluruh dalam sistem penyaluran, penilaian risiko, dan dukungan regulatif, target 50–70% pada 2027–2028 bisa menjadi ilusi belaka.
Namun demikian, peluang tetap terbuka. Ekonomi digital yang inklusif harus menjadikan pembiayaan produktif sebagai tulang punggung, bukan sekadar pelengkap. Dan untuk itu, kolaborasi antara regulator, fintech, lender, dan UMKM adalah kunci utama menuju perubahan yang berkelanjutan.