Angka pengangguran meningkat, sedang menjadi perbincangan. Beragam komentar dilontarkan, tak terkecuali dari kalangan anggota dewan.
Ketua DPR, Puan Maharani mengatakan, DPR akan menindaklanjuti terkait kenaikan pengangguran yang meningkat dibandingkan tahun lalu, sebagaimana dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS).
Menindaklanjuti berarti melakukan fungsi pengawasan terhadap apa yang sudah dan akan dilakukan pemerintah dalam merespons kenaikan angka pengangguran. Bagaimana solusinya, apa tindak lanjutnya.
Seperti diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran di Indonesia pada Februari 2025 naik sekitar 83 ribu orang atau 1,11 persen dibandingkan Februari 2024.
Peningkatan jumlah pengangguran itu sejalan dengan bertambahnya angkatan kerja sebesar 3,67 juta orang, sehingga totalnya menjadi 153,05 juta orang pada Februari 2025.
Menjadi persoalan, karena tidak semua angkatan kerja terserap di pasar kerja yang tersedia. Yang tidak terserap itulah yang disebut menganggur alias belum mendapat pekerjaan.
“Artinya jumlah lapangan kerja yang tersedia belum sepenuhnya dapat menampung angkatan kerja yang ada,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Berarti salah satu solusinya harus menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru, guna menampung angkatan kerja lama dan baru yang terus bertambah,” tambah Yudi.
“Idealnya jumlah lapangan kerja lebih besar dari angkatan kerja sehingga tak ada lagi pengangguran terbuka maupun terselubung. Persoalannya menciptakan lapangan kerja, tak semudah membalik telapak tangan,” kata mas Bro.
“Betul juga. Tak sedikit lapangan kerja yang sudah tersedia, karena berbagai faktor penyebab, berkurang porsinya sehingga terjadilah PHK,” kata Yudi.
Soal pemutusan hubungan kerja ini, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat jumlah PHK pada Januari-Februari 2025 mencapai 18.610 orang, meningkat hampir 460 persen dibandingkan Januari 2025 yang tercatat 3.325 orang.