Kontroversi World App: Tantangan Privasi dan Potensi Kerugian bagi Masyarakat

Selasa 06 Mei 2025, 13:39 WIB
Kontroversi World App di sejumlah negara yang dinilai menjadi tantangan privasi dan berpotensi merugikan masyarakat. (Sumber: Dok/WorldApp)

Kontroversi World App di sejumlah negara yang dinilai menjadi tantangan privasi dan berpotensi merugikan masyarakat. (Sumber: Dok/WorldApp)

POSKOTA.CO.ID - World App, yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi Tools for Humanity yang didirikan oleh Sam Altman, CEO OpenAI, telah menarik perhatian global karena pendekatannya yang inovatif dalam verifikasi identitas digital.

Namun, peluncurannya di berbagai negara, termasuk Indonesia, menimbulkan kontroversi terkait privasi dan potensi dampak negatif bagi masyarakat.

Apa itu World App?

World App adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk membuat identitas digital unik, yang disebut World ID, melalui pemindaian iris mata menggunakan perangkat bernama Orb.

Baca Juga: Mengenal World App, Teknologi yang Dibekukan oleh Kemkomdigi

Sebagai imbalannya, pengguna menerima token kripto Worldcoin (WLD), yang dapat digunakan dalam berbagai transaksi digital. Proyek ini bertujuan untuk memverifikasi keaslian manusia di dunia maya, mengingat meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan potensi penyalahgunaannya.

Kontroversi Global dan Dampaknya

Meskipun World App menjanjikan solusi inovatif, beberapa negara telah menangguhkan atau membatasi operasionalnya karena kekhawatiran privasi dan potensi penyalahgunaan data biometrik.

Di Indonesia, Kemkomdigi telah menghentikan sementara operasional World ID setelah menerima keluhan masyarakat terkait aktivitas yang mencurigakan.

Dua operator lokal yang terlibat akan dipanggil untuk klarifikasi terkait dugaan pelanggaran peraturan sistem elektronik di Indonesia.

Kekhawatiran Privasi dan Potensi Penyalahgunaan

Baca Juga: Siapa Pemilik World App? Netizen Curiga Data Retina Dihargai Hanya Rp800 Ribu

Dikutip dari The Washington Post pada Selasa, 6 Mei 2025, salah satu isu utama yang diangkat oleh para ahli adalah pengumpulan dan penyimpanan data biometrik, khususnya pemindaian iris mata.

Meskipun World App mengklaim bahwa data tersebut dienkripsi dan dihapus setelah pemindaian, para kritikus mempertanyakan keamanan dan potensi penyalahgunaan data tersebut.

Berita Terkait

News Update