Studi Ilmiah Ungkap Bahaya Stres bagi Kesehtaan Tubuh dan Otak, Simak Penjelasannya

Sabtu 07 Sep 2024, 09:28 WIB
Ilustrasi. Studi ilmiah ungkap bahaya stres bagi kesehtaan tubuh dan otak.  (Pexels/Andrea Piacquadio)

Ilustrasi. Studi ilmiah ungkap bahaya stres bagi kesehtaan tubuh dan otak. (Pexels/Andrea Piacquadio)

Tim Yerramalla mengukur dua jenis stres yakni stres fisiologis (menggunakan kadar kortisol dalam air liur) dan stres psikologis (bagaimana perasaan partisipan yang mengalami stres).

"Anggap saja kortisol sebagai sistem alarm bawaan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun cadangan kognitif yang lebih besar memang meningkatkan kognisi, kadar kortisol yang lebih tinggi tampaknya melemahkan hubungan yang menguntungkan ini," katanya.

"Seolah-olah stres secara perlahan mengikis lapisan pelindung benteng mental mereka," katanya memungkasi.

Penemuan ini membuka jalan baru yang menarik untuk pencegahan Alzheimer.

Para peneliti mengatakan upaya intervensi dalam mengurangi stres seperti latihan meditasi, yang bisa menurunkan kadar kortisol, dapat diterapkan untuk mencegah demensia atau Alzheimer.

Stres pada batas tertentu dapat dikatakan wajar, namun apabila stres sudah mengganggu aktivitas bahkan waktu istirahat secara terus-menerus hingga memunculkan kegelisahan dan sulit berkonsentrasi sebaiknya segera berkonsultasi.

Anda bisa memilih dokter kejiwaan, psikolog, atau psikiater atau pihak terkait yang ahli dalam penanganan stres.

Tujuannya yakni agar dapat diketahui apa pemicu stres tersebut dan mendapat penanganan yang tepat. (*)

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Berita Terkait

News Update