Massa Bakar Spanduk Bergambar Keluarga Besar Presiden Jokowi di Depan DPR: Biarkan Api yang Membakar Oligarki

Selasa 19 Mar 2024, 21:37 WIB
Massa membakar spanduk besar bergambar keluarga besar Presiden Joko Widodo. (Poskota/Pandi)

Massa membakar spanduk besar bergambar keluarga besar Presiden Joko Widodo. (Poskota/Pandi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Spanduk bergambar keluarga Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep, Bobby Nasution, hingga Anwar Usman, dibakar massa tolak pemilu curang.

Pantauan di lokasi pukul 19.00 WIB, spanduk bergambar keluarga besar Presiden Jokowi tersebut awalnya dibawa ke tengah jalan. Massa mulai membakar spanduk tersebut.

"Biarkan api yang membakar keluarga Jokowi, keluarga oligarki," kata orator aksi di atas mobil komando.

Tampak massa membakar spanduk dengan mulanya membakar kardus. Kemudian spanduk tersebut dibiarkan terbakar bersamaan dengan kardus yang semula dibakar.

Usai spanduk bergambar keluarga besar Jokowi dibakar, massa kembali membakar soanduk bergambar penguasa negara itu bersama dengan ketua KPU RI Hasyim Asy'ari dan ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja.

Massa menilai bahwa KPU dan Bawaslu yang harusnya jujur dan adil dalam proses pemilihan umum (pemilu) 2024, justru malah memihak terhadap kekuasaan, dalam hal ini berkaitan dengan indikasi kecurangan pemilu 2024.

"Jangan ada yang merobek spanduk, jadi biarkan api yang membakar para oligarki keluarga Joko Widodo.

Massa terus berteriak agar Jokowi segera dimakzulkan. Pasanya Jokowi dinilai gagal memimpin bangsa, salah satu indikasiya yakni kualitas demokrasi yang menurun dan yang paling menonjol perihal keterlibatannya dalam pemilu 2024.

Mantan Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Din Syamsudin ikut menyampaikan pendapat dalam unjuk rasa (unras) yang dilakukan berbagai elemen masyarakat di depan gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.

Dihadapan massa aksi, Din Syamsudin menyebut bahwa pemilihan umum (pemilu) 2024 merupakan proses demokrasi yang paling rusak ketimbang pemilu sebelumnya.

"Pilpres 2024 telah berlangsung secara curang dan kejam. Ini lah merampas hak hak rakyat," katanya di lokasi, Selasa.

Din Syamsudin juga menyoroti terkait bantuan sosial (bansos) yang digelontorkan pemerintah. Ia menilai jika bansos semata-mata hanya digunakan untuk kepentingan politik.

"Oleh karena itu, apa yang terjadi dan tadi dikatakan, bukan hanya Pemilu curang, brutal, kejam, penuh dengan penipuan dan manipulasi," kata Din Syamsudin.

"Tapi ini semua adalah kejahatan terhadap rakyat, kejahatan terhadap kedaulatan rakyat. maka kehidupan bernegara telah luntur, roboh, rusak, dirusakan yang melakukan itu (adalah) Presiden Jokowi," sambungnya.

Terpisah, Mantan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menyebut dalang dari indikasi kecurangan pemilihan umum (pemilu) 2024 yakni Presiden Joko Widodo.

"Pemilu yang seharusnya dilakukan bebas, jujur, rahasia dan adil. Tapi dicurangi dan dimasukkan unsur-unsur jahat di dalamnya dan kita sangat kecewa karena ini dimulai dan yang dikomandoi oleh Presiden Jokowi, yang sebelumnya kita pilih membangun negeri ini," kata Fachrul di lokasi aksi.

Padahal, Fachrul mengingat betul saat Jokowi dilantik, janji-janji Jokowi untuk mensejahterakan rakyat, termasuk menjaga kualitas demokrasi dan stabilitas politik akan dilakukan.

Namun pada faktanya, hal itu justru berbanding terbalik. Terkait indikasi kecurangan pemilu 2024, justru Jokowi dinilai sebagai dalang, apalagi Jokowi sebagai pemegang kekuasaan.

"Berarti beliau telah melanggar sumpahnya, selanjutnya KPU yang mestinya organisasi mandiri, independen menurut konstitusi diacak-acak, kemudian beliau mengacak-acak. Kemudian beliau mengacak-acak," tukasnya.

Fachrul juga menyoroti terkait anak Jokowi, Gibran Raka Buming Raka yang langgeng maju menjadi cawapres Prabowo Subianto dengan cara mengangkangi konstitusi.

"MK yang seharusnya menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar, malah digunakan untuk membentuk undang-undang baru yang memungkinkan anaknya maju menjadi Wapres. Ini semuanya sangat mengecewakan kita semua," ungkapnya. (Pandi)

Berita Terkait

News Update