Nestapa Warga Weninggalih, Menunggu Hujan di 'Kota Hujan'

Kamis 10 Agu 2023, 08:56 WIB
Musim kemarau mengakibatkan Sungai Cipamingkis, Bogor mengalami pedangkalan. (Panca)

Musim kemarau mengakibatkan Sungai Cipamingkis, Bogor mengalami pedangkalan. (Panca)

Warga lainnya bernama wiwin (38), semenjak kemarau tiba, sudah tidak ada masyarakat yang bercocok tanam di areal persawahan, terutama padi.

Aktifitas pertanian di desa yang memiliki jumlah warga sekitar 5.000an jiwa ini terpaksa dihentikan secara total sejak masa panen terakhir, atau di bulan Juni.

Hal ini pun dibenarkan oleh Kepala Desa (Kades) Weninggalih, Mamat Rahmat. Menurutnya persawahan di wilayah administrasinya adalah sawah tadah hujan. Yang mana, aktifitas para petani bisa dilakukan di kala musim penghujan tiba.

"Rata-rata per tahun ada gagal panen atau nunggu. Sekarang sudah musim tanam, tapi belum dilakukan penanaman, anggap tertunda, kadang ada yang gagal panen juga. Periode tanam harusnya 3 kali, di sini cuma 2 kali. Spekulasinya seperti itu," terangnya.

Upaya Pemerintah Desa

Guna menghadapi kekeringan dan juga krisis air bersih yang melanda wilayahnya, Kepala Desa (Kades) Weninggalih, Mamat Rahmat mengaku terus melakukan segala daya dan upaya untuk mencukupi kebutuhan utama warga desanya.

Kepala Desa dari sekitar 5.000an warga ini telah melakukan beberapa upaya untuk meminimalisir kekeringan di wilayah administrasinya.

Upaya yang dilakukan Kades tersebut terlihat mulai dari pengajuan bantuan air bersih pada Pemda dan swasta, pengajuan pembuatan embung padi, memasang pipa dari sumber air ke rumah-rumah warga di Dusun 1, membendung air dari sungai Cipamingkis hingga mengajukan pemasangan saluran air baru dari Perumda setempat.

Menurut Rahmat, Pemda melaui BPBD telah melakukan pengiriman air bersih sebanyak 2 kali dalam kurun waktu kurang dari satu bulan dengan total bantuan air sekitar 45.000 liter.

"Selain BPBD, ada juga bantuan dari perseorangan, ngirim 1 kali, kami menerima bantuan dari siapapun, soal kepentingan dan sebagainya silahkan dengan warga, kalau saya siapapun yang mau membantu warga desa saya, silahkan saja," ujarnya.

Menurut Mamat, dari beberapa wilayah di desanya, Dusun 3 menjadi lokasi paling parah dalam hal kekeringan dan juga krisis air bersih ini.

Kontur tanah menjadi alasan utama warga di Dusun 3 tersebut tidak bisa membuat sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Berita Terkait

News Update