HARGA pangan melonjak. Harga cabe rawit merah misalnya, terus naik sekilo menjadi Rp100 ribu . Padahal akhir Januari 2020 lalu jenis pangan ini sekilo cuma Rp80 ribu.
Bukan jenis pangan itu saja yang harganya meroket. Kentang, kedelai, wortel, bawang putih, bawang merah, cabe merah, buah, dan jenis pangan lainnya, harganya juga balapan naik.
Baik pedagang di pasar tradisional maupun ibu rumah tangga kelojotan dengan melambungnya harga pangan. Pedagang mengeluh lantaran sepi pembeli, sedangkan ibu rumah tangga kelabakan karena kesulitan mengatur uang belanja.
Ada beberapa sebab melonjaknya harga pangan. Pertama lantaran di daerah produsen dilanda banjir. Maklum belakangan ini hujan ekstrem kerap melanda hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Dengan guyuran hujan ekstrem dan terendamnya banjir, terutama di daerah produsen membuat pasokan bahan pangan tersendat. Dampaknya, stok bahan pangan terus menipis.
Penyebab kedua melonjaknya harga pangan, bisa juga karena adanya kasus virus Corona yang melanda China. Sebab, ketergantungan Indonesia terhadap Negeri Tirai Bambu cukup tinggi.
Banyak produk impor China yang masuk ke Indonesia. Mulai dari bahan baku industri, peralatan rumah tangga, produk makanan dan minuman, buah, sayuran seperti kentang, bawang putih, bawang merah, wortel, kedelai, dan lainnya banyak didatangkan dari negeri yang dipimpinan Presiden Xi Jinping itu. Kini barang-barang impor China mulai tersendat masuk.
Bahan pangan adalah kebutuhan utama atau hajat hidup orang banyak yang tidak bisa ditunda. Bahan pangan juga menyangkut daya beli masyarakat dan bisa mempengaruhi inflasi.
Sebelum semakin liar, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sebaiknya segera merespons melonjaknya harga pangan. Terapkan strategi dan program jitu guna menstabilkan harga.
Apalagi di tengah tersendatnya pasokan bahan kebutuhan pokok, beredar kabar mafia dan kartel pangan sudah kasak-kusuk. Mereka siap bermain demi mengeruk keuntungan, menebalkan kantong pribadi.
Kini kita menunggu langkah jitu dari pemerintah menstabilkan harga pangan, sehingga kehidupan rakyat tidak semakin oleng. Dan publik meminta jangan membiarkan mafia dan kartel pangan berkibar. @*