Kue Keranjang dan Jeruk Wajib Dihidangkan Saat Imlek

JAKARTA - Kue keranjang dan buah jeruk merupakan dua hidangan yang kerap kali ditemui ketika berkunjung ke kediaman masyarakat etnis Cina pada saat perayaan tertentu. Salah satunya pada saat perayaan Imlek. Menurut Ketua Yayasan Vihara Dharma Bhakti Gunawan Djayaputra, disajikannya kue keranjang dan buah jeruk bukan tanpa alasan. Sebab, ada makna tersendiri dari masing-masing hidangan tersebut. "Mengapa kue keranjang dan buah itu harus ada, karena itu lambang ada artinya. Kayak kue keranjang untuk mempererat karena lengket. Memperat kekeluargaan. Karena kan keluarga semua ngumpul (saat perayaan Imlek), saudara-saudara pada datang," ujar Gunawan ketika dihubungi poskotanews.com, pada Minggu (27/1/2019). "Kemudian ada jeruk, itu juga wajib tuh. Kalau jeruk lambang kemakmuran, kesejahteraan," imbuhnya. Ia menjelaskan lebih lanjut, jika kue keranjang dan buah jeruk identik dengan Perayaan Imlek, maka ada pula hidangan khas yang biasanya disajikan saat makan malam di tahun baru Imlek ini. Hidangan tersebut di antaranya ada mie panjang umur, menu ikan bandeng dan ayam rebus jahe (Pek Cam Ke). "Biasanya sebelum malam perayaan Imlek ada namanya makan malam tahun baru. Saat makan malam itu ada mie panjang umur kemudian ada ikan bandeng biar nanti rezekinya ga habis-habis. Terus ayam rebus dimasak jahe, itu pasti ada setiap makan malam tahun baru," jelas Gunawan. Ia menerangkan, kalau hidangan yang disajikan saat perayaan Imlek memang memiliki arti tersendiri. Begitu pun dengan warna merah yang digunakan hampir di semua ornamen perayaan Imlek. Mulai dari amplop, hingga lampion. Menurutnya, warna merah melambangkan rezeki. "Karena merah lambang rezeki, makanya angapaunya merah," pungkasnya. Diketahui, Perayaan Imlek pada tahun 2019 ini jatuh pada 5 Februari mendatang. Meskipun masih sembilan hari lagi, namun semarak Imlek sudah mulai terasa. Ornamen merah khas Imlek sudah mulai banyak terlihat di sejumlah pasar, salah satunya di Pasar Glodok, Jakarta Barat. (cw2/b)