Joko Widodo Tegaskan Teknologi Revolusi Industri 4.0 Tidak Gerus Tenaga Kerja

Rabu 04 Apr 2018, 15:46 WIB

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan, era teknologi revolusi industri 4.0 tidak akan menggerus tenaga kerja. Bahkan di era ini semakin banyak peluang pekerjaan baru yang bisa disasar. Pernyataan tersebut sekaligus menyanggah riset McKinsey Global Institute yang memprediksi bahwa revolusi industri 4.0 akan menghilangkan 800 juta lapangan kerja di seluruh dunia. "Sekali lagi, menghilangkan 800 juta lapangan kerja di dunia antara sekarang sampai 2030. Artinya apa? Ya maksud McKinsey, 800 juta pekerja di dunia akan kehilangan pekerjaan karena diambil alih robot dan mesin dalam 12 tahun ke depan. Nah kalau yang ini saya enggak percaya," tegas Jokowi saat membuka Indonesia Industrial Summit 2018 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (4/4/2018). Berbanding terbalik dengan McKinsey Global Institute, Jokowi yakin era revolusi industri 4.0 justru membuka banyak lapangan pekerjaan baru. "Enggak percaya kalau yang ini. Kalau yang pesimistis-pesimistis saya enggak percaya. Atau paling enggak rada enggak percaya. Saya percaya bahwa revolusi industri 4.0 akan melahirkan jauh lebih banyak lapangan kerja baru daripada jumlah lapangan kerja yang hilang," sebutnya. ???????????????????????????????????? Jokowi mengungkapkan, arus globalisasi memang sudah tidak terbendung masuk ke Indonesia disertai dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0, yakni menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain-lain. Banyak yang bilang era revolusi industri 4.0 sama dengan fenomena disruptive innovation. Sehingga mau tidak mau, generasi sekarang harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat. "Artinya apa? Apakah revolusi industri 4.0 ini sebuah peluang besar? Jawaban saya iya kalau kita mempersiapkan, merencanakan dan bisa mengantisipasi ini. Apakah revolusi industri 4.0 ini ancaman? Menurut saya jawabannya iya dan tidak. Bisa iya bisa tidak. Tergantung kita," jawabnya. Hadir pada acara tersebut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung serta Kepala BKPM Thomas Lembong. Pada acara Indonesia Industrial Summit 2018 juga diadakan pameran dari berbagai macam jenis industri mulai makanan dan minuman, tekstil, pakaian jadi, otomotif hingga teknologi industri 4.0. Beberapa merek industri makanan dan minuman yang dipamerkan antara lain PT Barry Callebaut, PT Coca Cola Amatil Indonesia, PT Indolakto, PT Mayora, dan PT Nestle Indonesia. Kemudian untuk merek industri otomotif ada PT Astra MM, PT Astra Otoparts, PT Honda Prospect Motor, PT Kiat Mahesa WI, dan PT Toyota Manufacturing Indonesia. (Tri)


News Update