Pidato Bamsoet: DPR Bukan Jaka Sembung, Tapi Abang Jampang

Senin 15 Jan 2018, 18:59 WIB

JAKARTA (Pos Kota) - Mantan wartawan yang juga menjadi politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo resmi telah dilantik  sebagai Ketua DPR. Posisi Bamsoet, sapaan akarabnya menggantikan  Setya Novanto dalam rapat paripurna dewan yang dihadiri 307 dari 560 anggota DPR RI. Bamsoet  dilantik dengan dipandu Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali dan rohaniwan. Dalam pelantikan ini turut  hadir sejumlah mitra kerja Komisi III DPR seperti Wakapolri Komjen Syafruddin, Jaksa Agung HM Prasetyo dan mitra kerja lainnya. "Pertama-tama, saya ingin mengajak kita semua untuk mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, sebab hanya berkat rahmatnya kita semua dapat berkumpul pada hari yang berbahagia ini," kata Bamsoet dalam pidato perdananya, Senin (15/1). Bamsoet mengatakan, posisi yang terhormat sebagai Ketua DPR RI bukanlah sekadar jabatan atau kedudukan, tetapi sebuah amanah untuk merealisasikan cita-cita bersama akan sebuah negeri yang lebih maju, lebih sejahtera, dan lebih bermartabat. "Untuk itu, saya akan melaksanakan tugas mulia ini dengan melibatkan semua elemen politik yang ada, bukan dengan mempertajam perbedaan, tetapi untuk mencari persamaan serta untuk membuka kemungkinan bagi kerja sama yang lebih harmonis," katanya. Bamsoet menyebut, DPR RI harus menjadi sebuah simbol dari cita-cita ideal bangsa Indonesia. Walaupun harus diakui bahwa selama ini idealisasi semacam itu masih terasa jauh, namun kita tidak boleh perputus asa. Dirinya menyadari bahwa kaum politisi di lembaga terhormat ini masih sering dikritik dari kiri dan kanan. Semua ini harus kita terima dengan besar hati dan kita jadikan tekad untuk berbuat yang lebih baik lagi. "DPR bukanlah Jaka Sembung naik ojek, alias tidak nyambung Jack! Tetapi, Abang Jampang bawa pedang, alias gampang mengikuti keinginan rakyat yang berkembang," katanya berpantun. Pada masa-masa mendatang, lanjutnya, DPR  harus terus bertekad untuk mewujudkan lembaga perwakilan yang representatif, harmonis dan produktif sekaligus. Hanya dengan semua inilah demokrasi Indonesia akan menjadi demokrasi yang matang. DPR Zaman Now Selain itu, lanjutnya,  Senayan adalah juga refleksi dari dinamika dan perkembangan di Tanah Air. Sekarang zaman berputar cepat, politik kian berubah, dan generasi baru mulai tumbuh dan berkembang. "DPR sekarang adalah DPR di 'zaman now,' sebuah lembaga politik yang terus menjadi sorotan, di tengah terpaan arus sosmed, dan karena itu harus terus terbuka untuk mengadopsi kehendak serta tuntutan zaman baru," katanya. (rizal/win)

Berita Terkait

News Update