Suharjo, dari Kaki-5, Kini jadi Juragan

Sabtu 25 Nov 2017, 01:35 WIB

USAHA kerajinan sangkar burung telah mengubah nasib Suharjo, pedagang di Pasar Pramuka, Jaktim. Bagaimana tidak, berawal dari pedagang Kaki-5 jalanan kini menjadi juragan burung di pasar tersebut. Suharjo merupakan satu dari sekian banyak pelaku usaha yang dianggap sukses di pasar tersebut. "Alhamdulillah, usaha saya sebagai pedagang sangkar burung cukup sukses," ujar Suharjo saat ditemui di Pasar Burung Pramuka, Jl Raya Pramuka, Jaktim. Selama belasan tahun menekuni bisnis tersebut, ia telah memiliki rumah dan mobil maupun sawah di kampung halamannya di Klaten, Jawa Tengah. Iapun tak berhenti bersyukur bila mengingat masa lalunya yang kerap terjaring razia Satpol PP saat masih jualan minuman di kawasan Pramuka. Dari seringnya dirazia dan dagangan disita petugas, Suharjo lalu bermanuver menekuni sangkar burung. "Awalnya saya cuma menjual produk sangkar hasil karya tetangga di kampung, tapi akhirnya berkembang menjadi lebih luas lagi," papar pria yang akrab dipanggil Harjo. Di kiosnya yang berukuran sekitar 100 M2 terdapat ratusan kandang berbagai ukuran dan merek. Mulai dari kandang kecil untuk burung lovebird, ciblek, perkutut, sampai kandang ukuran besar untuk burung muraibatu, cucakrawa maupun beo. Kandang yang dijual mulai dari kualitas sedang yang harganya antara Rp 100 ribu dan Rp 500 ribu sampai kualitas bagus yang harganya jutaan rupiah. Produk yang dijual Harjo kebanyakan berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Barat namun ada pula yang berasal dari Jawa Timur. Dia termasuk menjual aneka sangkar bermerek seperti Ebod Jaya, Oriq Jaya, BnR, dan lainnya. "Mau butuh sangkar harian atau lomba, semuanya ada di sini," papar Harjo yang lebih banyak menangani bidang kasir. JAMINAN KEPERCAYAAN Menurutnya dari tahun ke tahun, pelanggannya meningkat banyak karena ia tak mau mengecewakan pelanggan. "Pelanggan harus mendapatkan jaminan kepercayaan. Jangan sampai mereka bayar kandang baru tapi mendapat produk cacat. Ini harus dihindari betul supaya menjadi promosi bagi toko saya sendiri," kiatnya. Meski di area pasar ini terdapat banyak pedagang sangkar namun kios Harjo menjadi salah satu primadona pelanggan. Di kios ini menerapkan harga toko alias harga pas yang tidak bisa ditawar lagi, namun harganya masih relatif murah. Omset penjualan sangkar di toko milik Harjo tiap hari mencapai jutaan rupiah. Apalagi kalau week end seperti hari Sabtu dan Minggu, maka omsetnya mencapai belasan juta rupiah. Saking banyaknya pelanggan yang datang, maka Harjo merekrut enam pekerja untuk melayani pelanggan. Para pekerja ini punya tugas bermacam-macam, antara lain mengecat sangkar yang masih mentah, memasang tangkringan maupun wadah pakan dan sebagainya (joko/ruh)


News Update