Ekonomika Pancasila: Ekonomisasi Rempah

Rabu 31 Des 2025, 07:27 WIB
Opini Ekonomika Pancasila oleh Yudhie Haryono (CEO Nusantara Centre). (Sumber: Poskota)

Opini Ekonomika Pancasila oleh Yudhie Haryono (CEO Nusantara Centre). (Sumber: Poskota)

Di luar rempah dan herbal, kita juga pemilik kandungan emas dan nuklir yang besar. Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, malleable dan ductile.

Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tetapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat Celsius.

Jalur penjajahan purba membuat emas yang kita punya kini membuat mereka kaya raya. Potensinya bila kita kuasai dan miliki sekitar 1000 Triliun per tahun.

Jika emas menjadi idola penjajah dalam mendesain keuangan dan perbangkan dunia, maka nuklir ditempatkan sebagai alat dominasi dan perang tercanggih. Nuklir kini bahkan dijadikan alat ukur dari kemajuan suatu bangsa.

Padahal, itulah sumber daya kita yang murah dan menentukan di masa kini, tetapi juga dikuasai bangsa lain. Nuklir adalah sumber energi yang mendapat tenaganya dari reaksi yang melibatkan inti atom (nuclei).

Baca Juga: Ekonomika Pancasila: Kemiskinan yang Dipelihara

Secara umum, sumber energi nuklir dapat dibagi menjadi tiga: nuklir fisi, nuklir fusi dan nuklir kombinasi fisi dan fusi. Senjata nuklir fisi ditenagai oleh reaksi fisi nuklir dan senjata nuklir fusi ditenagai oleh reaksi fusi nuklir. Sedangkan senjata nuklir kombinasi ditenagai oleh kombinasi antara reaksi fisi dan fusi nuklir.

Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fisi nuklir adalah plutonium dan uranium (terutama Plutonium-239, Uranium-235). Sementara itu, dalam reaksi fusi nuklir adalah lithium dan hidrogen (terutama Lithium-6, Deuterium, Tritium).

Indonesia adalah pemilik ladang eksplorasi uranium, yaitu tambang Remaja-Hitam dan tambang Rirang-Tanah Merah. Kedua ladang uranium tersebut terletak di Kalimantan Barat.

Indonesia juga memiliki cadangan nuklir jenis thorium hingga 280.000 ton yang tersebar di beberapa pulau, antara lain Bangka-Belitung. Dibandingkan uranium, thorium memiliki beberapa kelebihan, terutama dari sisi dampak lingkungannya. Potensi pemasukan dari sektor energi nuklir mencapai 1500 Triliun per tahun.

Singkatnya, menjadi negara merdeka tak lain dan tak bukan adalah memiliki dan mengendalikan proyek empat jalur penting: rempah, herbal, emas dan nuklir. Tanpa itu, jangan bilang sudah berdaulat.


Berita Terkait


News Update