Ia menegaskan, banjir yang melanda Balangan bukan termasuk banjir bandang, melainkan banjir akibat aliran air dari kawasan pegunungan dan luapan sungai yang tidak mampu menampung debit air hujan.
"Bukan bandang karena tidak ada metarial yang terbawa. Jadi itu banjir seperti biasa air dari gunung dan luapan sungai," jelasnya.
Sementara itu, di luar faktor cuaca ekstrem, kondisi lingkungan di Kabupaten Balangan juga menjadi sorotan.
Baca Juga: Akun IG Irine Wardhanie Apa? Jurnalis Viral yang Menangis Saat Liputan Banjir Aceh Tamiang
Data Global Forest Watch menunjukkan luas Kabupaten Balangan mencapai sekitar 270.000 hektare.
Pada tahun 2001, kawasan hutan di wilayah ini masih sekitar 100.000 hektare atau setara 37 persen dari total luas kabupaten.
Namun, dalam kurun waktu 2001 hingga 2024, laju deforestasi menyebabkan hilangnya sekitar 44.000 hektare lahan hutan.
Jika dihitung secara persentase, angka tersebut setara dengan 44 persen dari total luas hutan awal Balangan.
Akibat deforestasi yang masif, saat ini luas hutan yang tersisa hanya sekitar 56.000 hektare atau sekitar 21 persen dari total wilayah Kabupaten Balangan.
Artinya, dari 270.000 hektare luas wilayah, hanya seperlima yang masih tertutup hutan.
Kondisi ini menunjukkan tingginya tekanan terhadap ekosistem hutan di Balangan. Deforestasi tersebut sebagian besar dipicu oleh alih fungsi lahan untuk kegiatan pertambangan dan perkebunan kelapa sawit.
