Pabrikan China Kian Menekan, Merek Jepang Dipaksa Bertahan

Sabtu 27 Des 2025, 15:09 WIB
Ilustrasi mobil Jepang dipaksa bertahan dalam gempuran merek China. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

Ilustrasi mobil Jepang dipaksa bertahan dalam gempuran merek China. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ambisi para produsen mobil asal China untuk menembus jajaran 10 besar penjualan di Australia kian terlihat. Dari merek mapan hingga pendatang baru, semuanya membidik pangsa pasar yang selama ini dikuasai pemain lama.

Namun, ekspansi agresif ini juga menuntut “pengorbanan” dari merek yang sudah bercokol dan yang paling terasa dampaknya adalah pabrikan Jepang.

sebagaimana dilansir dari Drive, Sabtu, 27 Desember, pada 2024, komposisi 10 merek terlaris di Australia masih didominasi Jepang, dengan lima wakil, disusul dua merek Korea Selatan dan dua merek China. Memasuki 2025, peta persaingan memang diprediksi sedikit berubah, tetapi rasio kekuatan tersebut sejauh ini relatif bertahan.

Baca Juga: Honda Siapkan RC214V Sambut Regulasi Baru MotoGP 2027

Meski begitu, pabrikan Jepang mulai menunjukkan tanda-tanda perlawanan. Sinyal itu terlihat jelas di Tokyo Motor Show Oktober lalu, merek-merek Jepang memamerkan portofolio yang bukan sekadar pajangan.

Mulai dari mobil kompak arus utama, SUV offroad ukuran menengah, model hibrida dan listrik, hingga kendaraan premium. Pilihan ini jelas bukan kebetulan, melainkan respons terukur terhadap segmen-segmen yang selama ini menjadi “ladang emas” merek China di pasar ekspor.

Mazda, misalnya, memperkenalkan crossover mungil yang disiapkan untuk pasar urban Eropa. Toyota memberi bocoran arah Corolla generasi berikutnya beserta platform multi-powertrain yang fleksibel.

Kemudian Honda membawa SUV listrik kompak dari divisi EV barunya, sementara Mitsubishi menantang teknologi plug-in hybrid dengan konsep anyar yang juga menyentuh kemampuan mengemudi otomatis berbasis AI ala China. Sejumlah pabrikan lain pun ikut meramaikan, bahkan ada yang memamerkan lebih dari satu model, baik versi siap produksi maupun pratinjau.

Ragam teknologi yang ditawarkan juga luas dari mesin pembakaran internal, hibrida konvensional dan plug-in, hingga kendaraan listrik murni. Namun di Australia, tantangannya nyata karena merek-merek Jepang harus berhadapan langsung dengan kompetitor China yang datang dengan banderol agresif.

Baca Juga: Yamaha Nge-Grebek Sambangi 56 Kota Jelang Tutup Tahun 2025

Toyota bZ4X, yang awalnya kurang menggigit, kini mendapat pembaruan jarak tempuh signifikan serta pemangkasan harga hingga 10.000 dolar AS. Tak lama berselang, versi kembarannya dari Subaru, Solterra, juga memperoleh peningkatan teknis serupa dengan penyesuaian harga sekitar 7.000 dolar AS.


Berita Terkait


News Update