Pendeta Victor juga menyoroti kondisi lingkungan Sumatera Utara yang dinilainya telah mengalami kerusakan parah.
Baca Juga: Harga Bahan Pokok di Pasar Cibinong Bogor Naik Jelang Nataru
Ia menegaskan bahwa berbagai bencana yang terjadi merupakan bencana ekologis akibat eksploitasi alam yang berlebihan.
“Alam Sumatera Utara sudah rusak berat. Ini bencana ekologis. Karena itu ke depan harus ada kerja sama semua pihak. Gereja-gereja siap membantu pemerintah untuk memulihkan alam,” ujarnya.
Ia menyebut, gereja akan mendorong kesadaran jemaat melalui seruan tobat ekologis, yakni perubahan sikap dan perilaku terhadap lingkungan.
“Kami tidak mau lagi bertoleransi terhadap perusakan lingkungan. Alam adalah harta termahal dan sumber kehidupan kita,” katanya.
Ketua Panitia Natal Bersama, Dumoly Freddy Pardede menjelaskan bahwa kegiatan ini digagas oleh para tokoh dan senior masyarakat Sumatera Utara di Jakarta dengan tujuan menyatukan ide, perasaan, dan peran masyarakat Kristen Sumatera Utara dalam pembangunan bangsa.
“Kami ingin masyarakat Kristen Sumatera Utara berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan negara. Banyak dari masyarakat kita adalah kaum profesional yang seharusnya punya peran signifikan,” ujarnya.
Menurut Dumoly, pesan utama yang ingin dibawa dalam perayaan ini adalah dorongan agar masyarakat Sumatera Utara turut mengambil peran dalam isu-isu strategis seperti ekologi Danau Toba, hak asasi manusia, serta dampak sosial akibat kerusakan lingkungan.
Ia juga menyampaikan bahwa ke depan, kegiatan serupa akan terus digelar dengan skala yang lebih besar di berbagai provinsi di Indonesia.
Bahkan tidak menutup kemungkinan perayaan nasional besar akan dilaksanakan di Jakarta.
“Pasca Natal ini, kami merencanakan perayaan-perayaan serupa di seluruh provinsi. Ini bentuk komitmen kami untuk terus bergerak, membantu saudara-saudara yang terdampak bencana, dan menjaga alam,” kata Domly.
