POSKOTA.CO.ID - Drama rumah tangga yang melibatkan Insanul Fahmi, Wardatina Mawa, dan Inara Rusli kembali menjadi sorotan publik.
Setelah sebelumnya membantah isu perselingkuhan, Insanul Fahmi kembali menyampaikan pernyataan terbuka yang memantik perdebatan luas, khususnya terkait komitmennya mempertahankan dua istrinya di tengah konflik yang belum mereda.
Melansir dari channel Youtube Intens Investigasi, pernyataan tersebut disampaikan Insanul Fahmi kepada awak media dan dikutip dari laporan poskota.co.id. Dalam keterangannya, Insanul secara terbuka mengakui bahwa dirinya tidak berniat melepaskan salah satu dari dua perempuan yang saat ini berstatus sebagai istrinya.
“Dalam kondisi apa pun, saya akan mempertahankan pernikahan ini sampai titik darah penghabisan,” ujar Insanul Fahmi, dikutip dari tayangan tersebut.
Baca Juga: Kapolresta Tangerang Cek Kesiapan Posko Nataru, Imbau Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem
Komitmen Rumah Tangga di Tengah Ancaman Perceraian
Pernyataan itu menjadi sorotan karena di saat bersamaan beredar kabar bahwa Wardatina Mawa, istri pertamanya, memiliki keinginan kuat untuk mengakhiri pernikahan. Meski demikian, Insanul menegaskan bahwa komunikasi masih terjalin dengan kedua istrinya, baik dengan Mawa maupun Inara Rusli.
Ia juga menekankan bahwa kewajibannya sebagai suami dan ayah tetap dijalankan. Insanul menyebut dirinya masih memberikan nafkah lahir kepada kedua istri serta anak-anak mereka, meskipun hubungan emosional di antara mereka berada dalam situasi yang berbeda.
Namun, Insanul tidak menampik bahwa hubungannya dengan Wardatina Mawa belum membaik. Ia mengaku kesulitan bertemu langsung dengan istri pertama dan anaknya, sehingga komunikasi pun menjadi terbatas. Kondisi ini, menurutnya, turut memperumit upaya rekonsiliasi.
Hubungan dengan Inara Rusli Berangsur Membaik
Berbeda dengan situasi bersama Mawa, Insanul menyebut hubungan dengan Inara Rusli menunjukkan perkembangan positif. Ia mengakui bahwa komunikasi di antara mereka mulai membaik seiring waktu.
Dalam kesempatan yang sama, Insanul Fahmi juga membenarkan bahwa foto dirinya bergandengan tangan dengan Inara Rusli yang sempat viral di media sosial bukanlah hasil rekayasa teknologi kecerdasan buatan (AI). Klarifikasi ini disampaikan untuk meredam spekulasi publik yang berkembang luas di ruang digital.
Pengakuan Kebohongan dan Isu Poligami
Poin yang paling menuai perhatian publik adalah pengakuan Insanul Fahmi terkait kebohongannya di masa lalu. Ia mengungkapkan bahwa pada tahun 2023 dirinya pernah mengaku telah menikah lagi kepada Wardatina Mawa, padahal saat itu ia belum benar-benar menjalani poligami.
Kebohongan tersebut, menurut Insanul, terjadi saat konflik rumah tangga dengan Mawa berlangsung cukup panjang. Ia menyebutkan beberapa faktor pemicu konflik, di antaranya sikap posesif, rasa cemburu yang berlebihan, serta pola komunikasi yang dianggap kurang sehat.
Menariknya, Insanul mengakui bahwa pengakuan palsu soal poligami justru memicu perubahan sikap positif dari Wardatina Mawa. Ia menilai saat itu hubungan rumah tangga mereka sempat membaik, sehingga ia memutuskan untuk tidak melanjutkan niat berpoligami secara nyata.
Baca Juga: Jadwal Persib Bandung vs Bhayangkara FC Hari Ini: Kick-Off Jam Berapa dan Siaran Langsung di Mana?
Persepsi Poligami sebagai Solusi Konflik
Namun, konflik kembali muncul dalam rumah tangga Insanul dan Mawa. Situasi tersebut membentuk persepsi baru dalam benak Insanul Fahmi mengenai poligami. Ia menilai bahwa opsi tersebut berpotensi menjadi solusi, meski pernyataan ini justru memicu kritik publik.
“Itu yang membuat saya punya persepsi, mungkin poligami bisa menjadi jalan. Kalau memang itu bisa mengubah keadaan menjadi lebih baik, kenapa tidak,” ujar Insanul Fahmi.
Pernyataan ini menuai respons beragam dari masyarakat. Sebagian menilai pengakuan tersebut sebagai bentuk kejujuran emosional, sementara lainnya menganggap poligami bukan solusi atas konflik komunikasi dan kepercayaan dalam rumah tangga.
Netizen kini menanti langkah konkret yang akan diambil Insanul Fahmi, apakah memilih jalur rekonsiliasi atau menghadapi konsekuensi hukum dan sosial dari konflik rumah tangga yang terus terbuka di ruang publik.
