JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemprov DKI Jakarta secara resmi mengumumkan pembatalan pesta kembang api dalam perayaan malam Tahun Baru 2026.
Keputusan ini diambil sebagai bentuk solidaritas dan empati atas musibah banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan bahwa langkah ini merupakan respons terhadap duka yang masih menyelimuti korban bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
“Saya segera memutuskan kembang api menurut saya juga nggak perlu ada. Jadi pakai (atraksi) drone saja cukup,” kata Pramono dikutip, pada Sabtu 20 Desember 2025.
Baca Juga: Jelang Nataru, DPRD DKI Minta Pemprov Kendalikan Harga Pangan
Meski mengubah bentuk perayaan, Pramono menekankan bahwa Jakarta sebagai Ibu Kota Negara dan kota global tetap akan menyelenggarakan acara pergantian tahun.
Perayaan akan dihelat secara sederhana namun tetap memperhatikan citra kota di mata internasional. Pemerintah juga tidak melarang masyarakat untuk bersyukur dan merayakan tahun baru dengan cara mereka masing-masing, selama tetap dalam koridor kesederhanaan.
“Tapi yang jelas saya tidak ingin kita menampakkan kemewahan berlebihan dan tidak punya empati dengan apa yang terjadi dengan saudara-saudara kita yang ada di Sumatera,” tegas Gubernur.
Sebagai bagian dari nuansa perenungan, Pemerintah Provinsi DKI juga akan menyediakan ruang khusus bagi masyarakat yang ingin mengheningkan cipta.
Baca Juga: Ketua RT Ungkap Identitas Lima Korban Tewas Kebakaran Rumah di Penjaringan Jakut
“Pasti nanti akan ada tempat secara khusus untuk kita merenung berdoa, kontemplasi, terutama berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara,” jelas Pramono.
Rencana detail mengenai rangkaian acara, termasuk atraksi drone pengganti kembang api, dijanjikan akan diumumkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam waktu dekat.
Keputusan ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan yang menganggapnya sebagai langkah tepat untuk mengedepankan empati di tengah hiruk-pikuk perayaan.
