BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem jelang Nataru, Jakarta dan Sekitarnya Diminta Waspada

Jumat 19 Des 2025, 13:43 WIB
Dampak cuaca ekstrem di Jakarta. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

Dampak cuaca ekstrem di Jakarta. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wilayah Jakarta dan sekitarnya diprediksi masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem jelang masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Faisal mengatakan cuaca ekstrem berpotensi melanda Jakarta dan sekitarnya sejak pekan kedua Desember 2025 hingga Januari 2026. Hujan ekstrem dan angin kencang mendominasi potensi bencana hidrometeorologi.

"Fenomena tersebut diperkirakan terjadi seiring memasuki puncak musim hujan. Juga terdapat ancaman petir merusak, puting beliung, hingga jarak pandang terbatas," kata Faisal dalam keterangannya, Jumat, 19 Desember 2025.

Menurutnya, Jawa Barat memimpin frekuensi kejadian hujan ekstrem dan angin kencang, disusul Jawa Tengah dan Jawa Timur. BMKG mencatatkan, aktivitas Monsun Asia, anomali atmosfer, serta seruak dingin dari Siberia berkontribusi terhadap peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah.

Baca Juga: Kebakaran Gudang Aksesoris di Penjaringan Tewaskan 5 Orang, Petugas Damkar Sempat Pingsan

Sementara itu, beberapa daerah juga berpotensi mengalami pembentukan bibit siklon tropis.

"Kondisi ini diperkirakan berdampak pada sektor transportasi darat, laut, dan udara. Sehingga kondisi ini harus menjadi perhatian bersama, pemerintah dan juga masyarakat saat berlibur Nataru," ujarnya.

Ia mengatakan, angin kencang ini diprediksi berdampak langsung terhadap wilayah pesisir utara Jakarta dan Jawa Barat. Hal tersebut berpotensi mengganggu keselamatan pelayaran dan aktivitas masyarakat di sekitar perairan.

Adapun wilayah berpotensi terdampak meliputi Perairan Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta, Perairan Bekasi-Karawang, Subang, Indramayu, Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, hingga Pangandaran.

Baca Juga: Kebakaran Gudang Aksesoris Tewaskan 5 Orang di Jakut, Korban Sempat Teriak Minta Tolong

"Kami akan pantau terus dinamikanya.(Sikllon) harapannya tidak masuk hingga mendekat lagi yang akan mempengaruhi curah hujan,” ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya mencatat kecepatan angin maksimum diperkirakan terjadi pada siang hingga malam hari, dengan kecepatan mencapai 20-25 knot atau setara 37-46 kilometer per jam, yang berada pada kategori Skala Beaufort 5 hingga 6. Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan tinggi gelombang laut.

"Untuk tinggi gelombang, diperkirakan gelombang rendah setinggi 0,5-1,25 meter berpeluang terjadi di Teluk Jakarta dan Perairan Cirebon," katanya.

Sementara itu, gelombang sedang setinggi 1,25-2,5 meter berpotensi terjadi di Perairan Kepulauan Seribu, Bekasi-Karawang, Subang, Indramayu, Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Pangandaran. Angin kencang juga berpotensi menimbulkan dampak di darat, seperti tumbangnya pohon-pohon tua dan rapuh, robohnya papan reklame serta tiang yang tidak memiliki struktur kokoh.

Selanjutnya, kata Fasial, untuk mengantisipasi risiko tersebut, BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah daerah, dan menyiagakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di beberapa wilayah untuk mengurangi intensitas hujan. Pihaknya mengimbau masyarakat agar secara aktif memperbarui informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG, serta tidak mudah terpengaruh oleh informasi hoaks yang tidak valid.


Berita Terkait


News Update