BEKASI SELATAN, POSKOTA.CO.ID - Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, kembali bertugas di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi usai menjalani Perjalanan Dinas Luar Negeri (PDLN) ke Tiongkok pada 10 hingga 14 Desember 2025.
Dalam kunjungan tersebut, Tri mengungkapkan, ada sejumlah hal yang dipelajari untuk mendukung upaya menjadikan Kota Bekasi sebagai wilayah yang sehat dan berkelanjutan, khususnya di bidang pengelolaan sampah dan air limbah.
Salah satu fokus utama yang dipelajari adalah optimalisasi pengelolaan sampah dengan menekan kuantitas sejak dari hulu.
“Banyak hal yang kami pelajari ya, terkait untuk menuju kota yang sehat. Bagaimana sampah kami optimalisasikan, dengan mengurangi sampah dari hulu,” kata Tri, Senin, 15 Desember 2025.
Baca Juga: Tekan Sampah Plastik, Pemkot Bekasi Luncurkan Spot Air Minum Ulang di Area Balai Kota
"Kemudian, hari ini alhamdulillah di Bantar Gebang, kami sudah mengajukan untuk 1.400 ton per hari yang akan bisa kami musnahkan menjadi tenaga listrik," jelasnya.
Selain pengelolaan sampah, Tri menyebutkan, pihaknya juga mempelajari sistem pengolahan air kotor, termasuk limbah dari sampah dan tinja.
Saat ini, Pemkot Bekasi bersama Dinas Lingkungan Hidup tengah mengkaji sistem pengolahan limbah tinja agar tidak mencemari lingkungan, terutama aliran sungai.
Ia menjelaskan, meskipun program Open Defecation Free (ODF) atau bebas jamban helikopter di Kota Bekasi telah tuntas, tantangan berikutnya adalah pengelolaan limbah dari jamban yang penuh dan membutuhkan penyedotan.
“Makanya konsep ke depannya itu bahwa sudah secara kecil sudah kami lakukan di RW di Margahayu, di bawah binaan daripada Puskesmas Karang Kitri. Warga cukup menabung Rp10 ribu di Pak RW, kemudian tabungan itu masuk ke Bank Syariah. Kemudian warga tersebut boleh menyedot WC sepuasnya,” katanya.
Namun demikian, Tri mengakui, masih banyak kawasan, baik industri maupun fasilitas umum, yang belum menerapkan sistem pengolahan limbah tinja dengan baik.
