JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Peta persaingan mobil listrik di Indonesia pada akhir 2025 kembali menunjukkan jarak yang cukup lebar antara pemimpin pasar dan para kompetitornya.
Data penjualan retail pada November 2025, mencatat BYD sebagai merek dengan distribusi terbesar di segmen kendaraan listrik. Sepanjang bulan tersebut, BYD mengirimkan 8.243 unit ke konsumen, angka yang jauh melampaui 'pemain' lain.
Model terbaru mereka, BYD Atto 1, terlihat menjadi penggerak utama lonjakan tersebut. Harga yang berada di bawah Rp200 juta diduga menjadi faktor kuat dalam menarik minat pembeli baru dan memperluas penetrasi pasar.
Di posisi berikutnya, Aion mencatat distribusi 377 unit, disusul Denza sub brand premium BYD yang mengirimkan 290 unit ke tangan konsumen.
Baca Juga: Bocor di Jalanan, Wuling Diprediksi Sedang Siapkan SUV Baru di Indonesia
Meski tak lagi menyentuh angka seribu unit seperti pada Maret, Juni, dan Juli, penjualan Denza kini konsisten berada di kisaran 200–300 unit per bulan.
Sementara itu, pendatang baru Xpeng mulai memperlihatkan perkembangan positif. Pada November 2025, merek ini membukukan 152 unit, naik 46,1 persen dibandingkan Oktober yang mencatat 104 unit.
Xpeng saat ini menawarkan dua produk di Indonesia, yaitu SUV G6 dan MPV X9 yang dirakit lokal dengan status Completely Knocked Down (CKD).
Berbeda dengan Xpeng, sejumlah produsen lain mengalami perlambatan menjelang akhir tahun. Polytron, misalnya, menurun dari 103 unit pada Oktober menjadi 58 unit di November 2025.
Beberapa merek lain pun masih berada di level penjualan yang terbatas, seperti Maxus dengan 26 unit, Seres 7 unit, dan Neta 6 unit.
Dari seluruh pemain di pasar kendaraan listrik murni, BYD menjadi satu-satunya merek yang mampu menembus angka lebih dari 1.000 unit pada November 2025. Dominasi ini mempertegas ketimpangan yang terjadi di pasar EV tanah air.
