JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Di balik kerja mesin motor, ada satu komponen kecil yang sering terlewatkan dari perhatian pemilik kendaraan, yakni busi.
Busi merupakan bagian yang bertugas memicu percikan api agar campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar sempurna di ruang bakar.
Tegangan tinggi dari koil busi dapat mencapai 20.000 hingga 30.000 volt dialirkan menuju elektroda dan diubah menjadi percikan api. Tanpa percikan kuat dan stabil, pembakaran tidak terjadi dengan optimal, sehingga dampaknya bisa langsung terasa pada performa motor.
Pembakaran yang tidak sempurna karena kondisi busi melemah kerap memunculkan keluhan umum, seperti mesin brebet, tenaga menurun, hingga konsumsi bahan bakar yang lebih boros. Pada beberapa kasus, motor membutuhkan waktu lebih lama untuk menyala terutama ketika mesin dalam kondisi dingin.
Baca Juga: Mobil Panther Terendam Banjir 10 Jam di Aceh Tetap Menyala, Isuzu Ingatkan soal Keamanan
Selain menjadi pemantik api, busi juga berfungsi sebagai indikator kesehatan mesin. Warna cokelat muda pada ujung busi menunjukkan pembakaran berjalan normal.
Namun, jika elektroda tampak menghitam, besar kemungkinan terdapat masalah pada komposisi bahan bakar atau adanya timbunan kotoran. Sebaliknya, warna putih menjadi pertanda mesin mengalami suhu berlebih atau overheat.
Kemunculan tanda-tanda busi melemah sebenarnya dapat dikenali sejak awal. Beberapa gejalanya meliputi:
- Motor sulit dihidupkan
- Tenaga terasa menurun
- Mesin tersendat
- Pemakaian bahan bakar meningkat
- Ujung busi menghitam atau memutih
- Percikan api kecil atau tidak stabil saat pengecekan manual
Jika dibiarkan, kondisi tersebut bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga berpotensi membahayakan pengendara. Mesin bisa tersendat mendadak saat menyalip, melintas di tikungan, atau ketika terjebak kemacetan. Bahkan, situasi terburuknya adalah motor mogok secara tiba-tiba.
Baca Juga: Gesrek Festival di Ancol Diserbu Ribuan Pengunjung, Komunitas Motor dan Musik Bersatu
Karena itu, pengecekan berkala menjadi langkah penting. Idealnya, pemeriksaan kondisi busi dilakukan setiap 4.000 kilometer, sementara penggantian direkomendasikan pada rentang 8.000-12.000 km.
