Wujudkan Indonesia Emas 2045, Ketua DWP Kemendagri Bicara soal Peran Penting Keluarga ASN

Kamis 27 Nov 2025, 21:21 WIB
Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendagri, Niken Tomsi Tohir. (Sumber: Dok Puspen Kemendagri)

Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendagri, Niken Tomsi Tohir. (Sumber: Dok Puspen Kemendagri)

JATINANGOR, POSKOTA.CO.ID - Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Niken Tomsi Tohir, berbicara soal pentingnya peran keluarga Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Niken menyebut, perjalanan seorang ASN tidak dapat dipisahkan dari sokongan keluarga yang solid. Dia melanjutkan, DWP merupakan organisasi istri ASN yang dibentuk untuk meningkatkan kualitas sumber daya anggota, memperkuat ketahanan keluarga ASN, serta berperan aktif mendukung keberhasilan tugas suami sebagai aparatur negara.

DWP menjadi ruang pembinaan, pengembangan kapasitas, sekaligus wadah kebersamaan untuk menciptakan keluarga ASN yang harmonis, berdaya, dan berintegritas.

“DWP siap menjadi mitra, ruang pembinaan dan pendukung agar terwujud kehidupan keluarga yang harmonis, yang siap mendukung pengabdian sepanjang karier sebagai ASN,” katanya pada Seminar “Peran Strategis DWP dalam Pendidikan Anak Bangsa untuk Indonesia Emas 2045” di Gedung Balairung Rudini, Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu, 26 November 2025.

Niken menyampaikan, momentum HUT ke-26 DWP merupakan saat yang tepat untuk memperkuat kembali semangat organisasi dalam menghadapi dinamika zaman. Kemajuan teknologi dan tuntutan kerja sering kali membuat ASN lupa pada ruang-ruang sosial. Padahal, kata dia, kekuatan seorang ASN terletak pada keluarga yang kokoh.

Baca Juga: Wamendagri Bima Arya Dorong Pemimpin Daerah Bangun Ekosistem Layanan Publik

Ia juga mengingatkan pentingnya menanamkan nilai-nilai Asta Brata sebagai pedoman kepemimpinan, khususnya bagi para praja IPDN, baik selama masa pendidikan maupun ketika telah menjadi pamong praja. Nilai-nilai tersebut mencakup keteladanan seperti matahari, kelembutan seperti bulan, adaptif seperti angin, keberanian seperti api, hingga kebermanfaatan seperti hujan yang menyejukkan.

“Tetaplah rendah hati dalam proses belajar, hargai aturan dan nilai-nilai peraturan kehidupan praja, sehingga kelak mampu menjelma sebagai aparatur yang membumi, melayani dengan hati, dan memperkuat kohesi sosial yang tinggi,” terangnya.

Menurut Niken, era digitalisasi membawa tantangan besar sekaligus peluang penting. Ia meyakini para praja merupakan generasi pamong praja yang cerdas, tangguh, beretika, dan siap menghadapi transformasi digital yang terus berkembang.

Digitalisasi, kata dia, bukan hanya soal teknologi, tetapi juga pola pikir. Dengan menginternalisasi nilai-nilai Asta Brata, para praja diharapkan tidak hanya menjadi ASN yang mahir teknologi, tetapi juga memiliki keteguhan moral, empati, dan karakter kepemimpinan yang luhur.

“Keseimbangan profesionalitas pamong praja dengan keharmonisan keluarga menjadi hal mutlak yang harus diciptakan,” ungkapnya.


Berita Terkait


News Update