“Guru wajib hadir dalam dunia pendidikan. Tanpa guru, pendidikan bisa salah arah, tapi guru tanpa sentuhan empati, nurani, kreasi dan inovasi, pendidikan boleh jadi hanya berjalan searah..”
-Harmoko-.
--
Dalam filosofi berbahasa Jawa, guru merupakan singkatan dari kata “digugu” – dipercaya, lan “ditiru” – diikuti, dianut. Filosofi ini memberi pesan kepada kita semua bahwa ucapan, perkataan dan nasihat guru wajib diikuti dan diyakini kebenarannya. Sikap dan perilaku guru patut pula dijadikan contoh, teladan.
Ini menuntut konsekuensi bahwa ucapan dan tindakan guru harus dapat dipertanggungjawabkan, karena tadi, menjadi anutan dan teladan bagi muridnya, baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Baca Juga: Kopi Pagi: Menyiapkan Anak Masa Depan
Itulah sebabnya status guru begitu mulia, peran guru sangat besar dalam menyiapkan dan membentuk karakter bangsa. Kian diperlukan keteladanan dalam menanamkan nilai – nilai moral, etika dan kebangsaan melalui aksi nyata, bukan sebatas di atas kertas, mengingat peran ini tidak tergantikan oleh teknologi apa pun.
Di tengah revolusi digital, memang menuntut guru menguasai teknologi pembelajaran, menggunakan platform digital, termasuk memanfaatkan artificial intelligence (AI). Tetapi patut diingat, memanfaatkan kecerdasan buatan lebih ditujukan guna meningkatkan efektivitas belajar, bukan untuk membentuk karakater.
Proses pembentukan nilai –nilai luhur luhur, adat dan budaya sebagaimana falsafah bangsa kita, Pancasila, tetap membutuhkan pendampingan dari para orang tua, keluarga dan guru. Tak terkecuali, tokoh masyarakat dan pejabat publik.
Terlebih di era perubahan sosial dan budaya digital seperti sekarang ini yang akan mempengaruhi karakter dan perilaku siswa, kehadiran guru kian dibutuhkan tak hanya menjadi pengajar, pembimbing akademik, tetapi pendamping dalam pembentukan karakter, literasi digital, termasuk dalam bermedia sosial yang beretika dan bermoral.
Membangun narasi yang positif, kreatif, inovatif dan inspiratif bagi kemajuan, bukan kemunduran, bukan menyesatkan, tidak pula menjerumuskan ke jurang kenistaan.
