Bitcoin Anjlok ke US$86.000: Tiga Faktor Utama Pendorong Koreksi Pasar Kripto

Jumat 21 Nov 2025, 20:12 WIB
Ilustrasi aset kripto terbesar, Bitcoin. (Sumber: Freepik)

Ilustrasi aset kripto terbesar, Bitcoin. (Sumber: Freepik)

POSKOTA.CO.ID - Aset kripto terbesar di dunia, yaitu Bitcoin kembali mengalami koreksi tajam setelah jatuh ke level US$86.000, terendah dalam tujuh bulan terakhir.

Penurunan signifikan ini mencerminkan tekanan pasar yang semakin kuat di tengah memburuknya sentimen ekonomi global dan perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat.

Menurut laporan data pasar Coingecko pada Jumat, 21 November 2025, harga Bitcoin merosot lebih dari 6 persen dalam 24 jam, dari kisaran US$92.000 menuju US$86.100.

Kondisi ini menjadi level terendah sejak April 2025, saat pasar global terguncang akibat kebijakan tarif impor AS yang memicu kepanikan investor.

Baca Juga: Harga Kripto Hari Ini 30 Oktober 2025: Bitcoin Anjlok, Ethereum Ikut Terseret ke Zona Merah

Kapitalisasi pasar Bitcoin turut anjlok menjadi US$1,72 triliun, sementara kapitalisasi pasar kripto global turun ke US$2,97 triliun.

Aset kripto besar lainnya juga terkoreksi, termasuk Ethereum (ETH) ke US$2.800, serta XRP, BNB, dan Solana (SOL) yang turun 4–6 persen dalam sehari.

Di pasar derivatif, gelombang likuidasi mencapai US$831 juta dalam 24 jam, dengan posisi long mencatat kerugian terbesar sebesar US$712 juta. Bitcoin dan Ethereum menjadi aset yang paling terdampak.

Tiga Faktor Pendorong Koreksi

Berikut ini tiga faktor pendorong koreksi pasar kripto, antara lain:

Baca Juga: 5 Kelebihan Trading Bitcoin Futures

Sentimen Makro Memburuk

Faktor utama yang memicu anjloknya harga Bitcoin adalah perubahan sikap The Federal Reserve yang kembali menunjukkan pendekatan hawkish.


Berita Terkait


News Update