Dalam implementasinya, teknologi akan memegang peran kunci. Meski target ideal penindakan adalah 95% melalui Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) dan hanya 5% manual, Korlantas akan beradaptasi dengan kondisi lapangan.
"Kemarin saya sudah koordinasi dengan Dirgakkum. Tilang tetap bisa digunakan, tapi porsinya tetap 95 persen ETLE dan 5 persen manual, khusus wilayah yang belum punya ETLE statis atau untuk pelanggaran yang benar-benar perlu ditilang," jelasnya.
Baca Juga: Demi MBG, Siswa di Sumba Barat Daya Tetap Masuk Sekolah Meski Tak Enak Badan
Database Nasional dan Teguran Simpatik
Aspek pendataan juga menjadi fokus penting. "Kita akan datakan semua kendaraan yang terjaring penertiban agar punya database nasional. Data ini bisa diintegrasikan ke Samsat saat perpanjangan kendaraan," papar Kombes Aries mengenai mekanisme yang akan menggunakan Sistem Informasi Satuan Operasi (SISLAOPS).
Yang tak kalah menarik, pendekatan humanis akan diwujudkan dalam bentuk "teguran simpatik".
"Kendaraan yang belum lengkap tidak bisa keluar sebelum dilengkapi. Walau hanya teguran, tetap harus sesuai prosedur. Dan ini yang akan kita ekspos di media agar masyarakat tahu pendekatan kita edukatif, bukan represif," tutur Kombes Aries.
Baca Juga: Tim Koordinasi Lintas K/L Program MBG Bentuk 5 Pokja
Belajar dari Kesuksesan Operasi Patuh
Kesiapan Operasi Zebra ini juga dibangun dari kesuksesan operasi sebelumnya, yaitu Operasi Patuh. "Memiliki impact yang cukup banyak.
Kemarin kita melaksanakan Operasi Patuh yang diarahkan ke kendaraan overload dan overdimension, dan itu dampaknya sampai ke kementerian. Sekarang bahkan jadi agenda lintas sektoral yang terus berjalan," jelasnya.
Dengan segudang persiapan dan strategi baru ini, Operasi Zebra 2025 diharapkan mampu menekan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas sekaligus meningkatkan disiplin masyarakat menjelang masa libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
.jpg)