Tim Koordinasi Lintas K/L Program MBG Bentuk 5 Pokja

Sabtu 15 Nov 2025, 13:16 WIB
Para anggota tim lintas kementerian mengikuti rapat koordinasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG), membahas pembentukan lima kelompok kerja untuk mempercepat pelaksanaan dan pengawasan program. (Sumber: Istimewa)

Para anggota tim lintas kementerian mengikuti rapat koordinasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG), membahas pembentukan lima kelompok kerja untuk mempercepat pelaksanaan dan pengawasan program. (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Tim Koordinasi Penyelenggaraan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) membentuk lima Kelompok Kerja (Pokja) untuk percepatan pelaksanaan program MBG.

“Pembentukan pokja-pokja ini sangat penting agar kita dapat segera menyelesaikan berbagai persoalan yang berkaitan dengan penyelenggaraan program MBG secara lintas kementerian/lembaga,” kata Ketua Pelaksana Harian Tim Koordinasi, Nanik Sudaryati Deyang, di Jakarta, Jumat, 14 November 2025.

Rapat Pelaksana Harian Tim Koordinasi digelar di kantor BGN. Rapat dihadiri perwakilan tiga kementerian koordinator dan 13 kementerian/lembaga (K/L) dalam Kabinet Merah Putih yang menjadi anggota Tim Koordinasi.

“Kami sengaja mengundang Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu ke kantor BGN yang masih sangat sederhana ini. Semoga tim kita ke depan semakin solid,” kata Nanik yang juga Wakil Kepala BGN Bidang Komunikasi Publik dan Investigasi itu dalam pembukaan rapat.

Baca Juga: Demi MBG, Siswa di Sumba Barat Daya Tetap Masuk Sekolah Meski Tak Enak Badan

Nanik memaparkan pentingnya pembentukan pokja, terutama Pokja Pasokan Bahan Baku Pangan. Dengan beroperasinya 14.773 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai pelosok tanah air, konsumsi bahan pangan terus meningkat. Saat ini satu SPPG harus membeli bahan pangan untuk kebutuhan 3.000 hingga 3.500 penerima manfaat MBG setiap hari. “Karena permintaan terus meningkat, harga sayuran, telur, dan daging ayam mulai naik dan dapat memicu inflasi pangan,” ujarnya.

Selain permintaan bahan baku pangan untuk MBG yang meningkat, bulan depan juga memasuki musim liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pada musim libur Nataru, permintaan bahan baku pangan biasanya meningkat.

Begitu pula saat bulan Ramadan dan Idulfitri tahun depan. Nanik berharap Pokja Pasokan Bahan Baku Pangan dapat mengantisipasi persoalan ini agar inflasi tetap terkendali, sehingga masyarakat dapat merayakan Natal, Ramadan, dan Idulfitri dengan tenang.

Sejumlah langkah strategis telah disiapkan. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), misalnya, menyiapkan anggaran Rp20 triliun untuk membangun peternakan ayam pedaging dan petelur terintegrasi di seluruh Indonesia. Anggaran ini bertujuan memastikan kebutuhan daging ayam dan telur untuk program MBG terpenuhi.

“Pembangunan akan dimulai pada Januari 2026 dan merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menyejahterakan peternak dan memperkuat ketahanan pangan nasional,” kata Nanik.

Karena program peternakan terintegrasi masih memerlukan waktu untuk diterapkan, beberapa langkah antisipasi pun dilakukan. Misalnya dengan menggandeng TNI dan Kementerian Koperasi. Nanik juga telah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.


Berita Terkait


News Update